Langsung ke konten utama

MOBA (DARI) INDONESIA

(wallpapersrc.com)
Mobile Legends, Arena of Valor, War Song, terus apa lagi? Dota, League of Legends... Memang banyak game jenis MOBA a.k.a multiplayer online battle arena. Game yang lagi populer banget, apalagi sejak kemunculan Mobile Legends. MOBA dari Indonesia mana nih? Shanghai punya Mobile Legends. China punya Arena of Valor. Jepang enggak mau kalah dengan menghadirkan War Song. Indonesia?
Sebenarnya potensi Indonesia bikin MOBA sendiri sangat besar. Banyak karakter yang bisa dibikin bahkan populritasnya bisa menyaingi MOBA lain kalo berhasil dirilis banyak negara. Satu contoh referensi MOBA (asli) Indonesia ada di komik Webtoon "Nusantara Droid War". Kalo ada kreator game Indonesia yang bikin MOBA dari komik ini sangat-sangat bisa.
Teknologi bikin game sekelas Mobile Legends dan kawan-kawannya itu di Indonesia masih sangat terbatas ya? Sangat mahal? Enggak ada dukungan dari pemerintah? SDM, Indonesia pasti punya. Kurang promosi? Cuma dikenal sama kalangan tertentu?
Ada yang bilang, Indonesia adalah negara penikmat, bukan negara pencipta. Lebih senang menikmati hasil dari negara lain dibanding bikin sendiri dan menyebarkannya secara luas ke berbagai negara. Enggak semua orang Indonesia begini, tapi secara umum mungkin didominasi tipikal penikmat, bukan pencipta. Bisa jadi (sebagian orang) Indonesia merasa greget pengen menciptakan sesuatu yang sudah populer kayak Mobile Legends dan menyebarluaskan ke seluruh dunia. Cuma... ada kendala-kendala, mungkin, yang bikin rasa greget itu cuma sebatas greget tanpa ada aksi. Mungkinkah?
Kalo ada MOBA dari Indonesia, kemungkinan dianggap plagiat kecil banget. Konsep game yang sama bisa dibilang plagiat? Mobile Legends, Arena of Valor, War Song, punya konsep yang sama. Beberapa karakter memang ada yang mirip dan ada juga yang bilang MOBA ini menjiplak karakter MOBA itu, tapi kalo (ada) MOBA dari Indonesia, enggak perlu menjiplak karakter, banyak yang bisa diciptakan.
Indonesia punya banyak urban legend, cerita mistis, mitos, pahlawan fiksi dari cerita-cerita rakyat, enggak kalah sama Jepang. Negara yang terkenal dengan pop culture ini memang selalu bisa menghubungkan sesuatu dengan kebudayaan mereka sendiri. Pop culture yang Jepang banget. Indonesia juga bisa bikin sesuatu yang Indonesia banget. MOBA Indonesia? Sangat bisa.

Jogja, 28 April 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta...

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato...

DI BELAKANG (ADA) ANGKA DUA

Bisa dibilang aku mampir ke sini cuma di momen seperti hari ini. 16 Agustus. Ada momen spesial apa sih di 16 Agustus? Kata Sal Priadi, "...serta mulia, panjang umurnya." Hari lahir. Tahun ini aku melewati hari lahir ke-32. Wow! Ti-ga pu-luh du-a. Sama-sama di belakang ada angka dua tapi beda rasanya ya waktu hari lahir ke-22 dan hari ini. Waktu 22 tahun aku nggak merasa ada tekanan. Kayak berlalu gitu aja. Aku ingat hari lahir ke-22-ku terjadi setahun setelah KKN di Kulonprogo. Pengingatnya adalah waktu KKN aku pernah ditanya ulang tahun ke berapa. Aku jawab, "Bioskop." Twenty one alias 21. Apakah hari lahir kali ini aku merasa tertekan? Ada rasa yang membuatku khawatir tapi let it flow aja. Nggak mau jadi overthinking . Apa yang terjadi nantinya ya dihadapi dengan riang gembira lengkap dengan gedebak-gedebuk nya. Masa ulang tahun nggak ada apa-apa? Nggak mengharapkan juga sih. Nggak mengharuskan juga tapi kalo ada ya aku nikmati dan berterima kasih. Kode banget ni...