Langsung ke konten utama

MISTER INDONESIA (BAGIAN 1)

Banyak dari kita yang lebih kenal Miss Indonesia, Putri Indonesia, Miss Universe dan kontes kecantikan sejenis yang katanya bukan sekedar cantik secara fisik tapi juga cerdas dan santun. Brain-Beauty-Behaviour. Kalo Mister Indonesia gimana? Baru kali ini dengar? Yap! Betul! Mister Indonesia adalah kontes "kegantengan" (yang jelas buat cowok). Pertama kali ada tahun 2014 dengan nama Mister Photogenic Indonesia, begitu kata Wikipedia, kontes ini punya tujuan enggak beda jauh sama Miss Indonesia dan sejenisnya: mencari talenta dari sosok yang menarik secara fisik. Harus punya integritas tinggi, etika yang santun, punya wawasan kebangsaan, dan pastinya komunikatif. Nantinya pemenang Mister Indonesia akan mewakili Indonesia di ajang male pageant internasional, sama kayak Miss Indonesia yang berjuang di Miss World, atau Putri Indonesia yang berkompetisi di Miss Universe.
Mister Indonesia memang punya tujuan mengembangkan bidang modeling dan fotografi anak muda. Enggak heran syarat penampilan proporsional a.k.a atletis jadi salah satu syarat menjadi finalis Mister Indonesia. TV kita memang jarang menayangkan kontes ini. Wajar masih banyak yang belum tahu. Sama kayak Miss World atau Miss Universe, kontes khusus cowok ini juga ada sesi pakaian renang. Mata cewek-cewek akan disegarkan dengan cowok-cowok bercelana renang (bahkan ada yang ketat sampai terlihat menonjol... IYKWIM...) dengan body atletis dan mulus. Sungguh kelihatan flawless. Sesi pakaian renang di kontes Mister Indonesia enggak seviral sesi bikini Miss Universe. TV kita berani menayangkan Miss Indonesia bahkan secara live karena sesi bikini sengaja enggak diadain demi menjaga adat ketimuran. Sesi ini memang punya pro dan kontra, tapi enggak dengan sesi pakaian renang (lebih pas dibilang celana renang kali ya, karena semua finalis bertelanjang dada).
Bersambung...
Jogja, 08.04.2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato dari Net City, warnet yang a

BUKAN KELUARGA CEMARA

  Rasanya seperti nggak percaya aku ada dalam sebuah geng. Terkesan alay. Eits! Jangan ngejudge dulu, Gus. Nggak semua geng itu alay. Dan nggak semua geng itu hanya untuk remaja SMA demi eksistensi diri. Sebenarnya poin eksistensi dirinya sama sih. Aku, Mbak Iham, Mbak Dwi, Mbak Yatimah, dan Rina secara resmi, hari ini, Minggu, 4 Juni 2023 membentuk sebuah geng bernama Cemara. Berawal dari obrolan random dalam perjalanan menuju Pantai Goa Cemara, kami sempat membahas tentang Keluarga Cemara. Ada Abah, Emak, Euis, Ara, dan Agil. Apakah kami berlima merepresentasikan karakter-karakter karangan Arswendo Atmowiloto ini? Bukan. Hanya karena kami berlima dan pas lagi ngobrol tentang Keluarga Cemara, lahirlah Geng Cemara. Awalnya kami hanya janjian main. Kali pertama kami main ke Solo. Waktu itu Rina belum bergabung di klub ini. Kami hanya janjian main dan... selesai. Kami bikin grup chat dan mengalirlah rencana-rencana untuk main ke mana-mana. Kali ini kami main ke Pantai Goa Cemara. Ide yan