Langsung ke konten utama

MIMPIKU MIMPIMU

(pexels.com)
Setiap orang pasti punya mimpi, tapi enggak semua orang dengan sadar menyadari mimpinya dan cuma menganggap mimpi sekedar mimpi. Enggak ada yang enggak mungkin mengubah mimpi jadi kenyataan. Usaha keras itu tak akan mengkhianati, begitu kata JKT48. Jangan pernah pesimis dalam meraih mimpi walau kegagalan pasti ada di depan mata. Kata-kata memang gampang diucapkan, tapi tindakannya enggak segampang itu. Buat orang yang sudah benar-benar percaya mimpinya akan menjadi nyata suatu saat nanti artinya selangkah lebih maju. Bagaimana dengan orang yang sebaliknya? Orang yang dipenuhi pikiran-pikiran pesimis. Orang yang selalu menganggap mimpi hanyalah sekedar mimpi.
Rasanya pengen kayak karakter anime yang punya kekuatan berbicara. Tanpa harus berbusa-busa, cukup dengan kata-kata yang merasuk ke jiwa, bukan menusuk ya. Pasti akan ada masanya mengalami kejadian seperti ini, berbicara berbusa-busa menghadapi orang yang selalu pesimis. Sudah berbusa-busa tapi tetap saja enggak ada pengaruh? Gimana dong? PR banget sih.
Saya mengalami sendiri kejadian nyata tentang orang yang sangat pesimis dalam menyikapi mimpinya. Saya sudah berbicara ini dan itu tapi tetap saja orang itu selalu pesimis dan enggak "mendengarkan" yang saya katakan. Apa akhirnya saya menyerah? Entahlah. Rasanya saya ingin meminjam kekuatan berbicara merasuk ke jiwa kayak di anime. Padahal saya sedikit tahu tentang mimpinya. Ingin membantunya meraih mimpi, hanya saja sekarang rasanya susah. Dia seakan enggak percaya dengan kekuatan mimpi bisa menjadi nyata.
Apa saya harus menghadirkan Mario Teguh? Tentu saja enggak. Saya hanya harus lebih "keras" memotivasinya, mendukungnya, memberikan dorongan padanya, walau saya harus menghadapi "penolakan" berkali-kali. Nantinya saya pasti akan merasa bangga bisa melihat dia mengubah mimpinya menjadi kenyataan. Tentu usaha ini bukan hanya satu arah. Percuma dong saya memotivasi ini dan itu berbusa-busa tapi dia justru enggak "mendengarkan" kata-kata saya dan justru semakin menganggap mimpi hanya sekedar mimpi. Saya dan dia sama-sama berusaha dengan jalan yang berbeda walau sampai di muara yang sama.
Setiap orang pasti punya peluang mewujudkan mimpinya menjadi nyata. Kita saja yang menganggap peluang itu cuma dimiliki orang tertentu.
Kebumen, 16.04.2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato dari Net City, warnet yang a

BUKAN KELUARGA CEMARA

  Rasanya seperti nggak percaya aku ada dalam sebuah geng. Terkesan alay. Eits! Jangan ngejudge dulu, Gus. Nggak semua geng itu alay. Dan nggak semua geng itu hanya untuk remaja SMA demi eksistensi diri. Sebenarnya poin eksistensi dirinya sama sih. Aku, Mbak Iham, Mbak Dwi, Mbak Yatimah, dan Rina secara resmi, hari ini, Minggu, 4 Juni 2023 membentuk sebuah geng bernama Cemara. Berawal dari obrolan random dalam perjalanan menuju Pantai Goa Cemara, kami sempat membahas tentang Keluarga Cemara. Ada Abah, Emak, Euis, Ara, dan Agil. Apakah kami berlima merepresentasikan karakter-karakter karangan Arswendo Atmowiloto ini? Bukan. Hanya karena kami berlima dan pas lagi ngobrol tentang Keluarga Cemara, lahirlah Geng Cemara. Awalnya kami hanya janjian main. Kali pertama kami main ke Solo. Waktu itu Rina belum bergabung di klub ini. Kami hanya janjian main dan... selesai. Kami bikin grup chat dan mengalirlah rencana-rencana untuk main ke mana-mana. Kali ini kami main ke Pantai Goa Cemara. Ide yan