Langsung ke konten utama

MAKAN DAN NONTON TV

(pexels.com)
Waktu makan, entah itu makan besar atau cemilan, paling pas dan nikmat sambil nonton TV, Youtube juga, nonton anime juga. Momen makan kayak gini paling pas buat yang makan piyambakan alias sendirian. Rasanya krik-krik kalau makan sendirian tanpa nonton TV, nonton Youtube, bahkan tanpa scroll timeline Instagram. Padahal kebiasaan begini enggak baik buat berat badan. Sebaiknya dihindari cara makan kayak gini karena bisa bikin berat badan naik, naik, dan terus naik sampai jadi obesitas. Buat yang pengen gemuk, mungkin enggak terlalu peduli sama aturan ini, tapi yakin mau jadi obesitas? Bukan lagi gemuk, tapi kegemukan.
Makan sambil nonton TV atau melakukan sesuatu yang lain, bisa bikin otak enggak fokus sama makanan. Sinyal kenyang atau puas yang seharusnya diterima otak, jadi macet di jalan, dikutip dari health.detik.com. Aktivitas makan memang harus fokus biar enggak berlebihan yang tanpa disadari. Apalagi ngemil ya, paling mantab memang sambil nonton TV atau anime favorit. Makan makanan besar, berat, pastilah bisa dibikin fokus, enggak nonton TV, enggak nonton Youtube. Ngemil? Bisakah tanpa dibarengi nonton TV?
Gimana kalo makan sambil ngobrol? Secara ilmiah, dikutip dari republika.co.id, makan dan ngomong berbarengan bisa bikin salah jalur, antara masuk jalur makanan atau jalur pernapasan. Paling fatal bisa bikin sesak napas karena ada penyumbatan berasal dari makanan. Tersedak juga bisa. Dua hal ini kalau masuk tahap yang parah, jelas berbahaya. Kebanyakan sih, orang Indonesia khususnya, punya kebiasaan diam saat menikmati makanan. Enggak kayak orang Jepang yang menjadikan momen makan bersama sekaligus ngobrol bareng anggota keluarga.
Makan sambil ngobrol atau nonton TV, tergantung bahan obrolan atau acara TV seru atau enggak. Kalau enggak ada ketertarikan, paling cuma dianggap sambil lalu dan masih bisa fokus makan.
Mulai belajar khusyuk, fokus saat makan biar bisa menikmati rasa makanan dan lebih banyak bersyukur masih bisa menikmati makanan yang enak.
Jogja, 03.04.2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato dari Net City, warnet yang a

BUKAN KELUARGA CEMARA

  Rasanya seperti nggak percaya aku ada dalam sebuah geng. Terkesan alay. Eits! Jangan ngejudge dulu, Gus. Nggak semua geng itu alay. Dan nggak semua geng itu hanya untuk remaja SMA demi eksistensi diri. Sebenarnya poin eksistensi dirinya sama sih. Aku, Mbak Iham, Mbak Dwi, Mbak Yatimah, dan Rina secara resmi, hari ini, Minggu, 4 Juni 2023 membentuk sebuah geng bernama Cemara. Berawal dari obrolan random dalam perjalanan menuju Pantai Goa Cemara, kami sempat membahas tentang Keluarga Cemara. Ada Abah, Emak, Euis, Ara, dan Agil. Apakah kami berlima merepresentasikan karakter-karakter karangan Arswendo Atmowiloto ini? Bukan. Hanya karena kami berlima dan pas lagi ngobrol tentang Keluarga Cemara, lahirlah Geng Cemara. Awalnya kami hanya janjian main. Kali pertama kami main ke Solo. Waktu itu Rina belum bergabung di klub ini. Kami hanya janjian main dan... selesai. Kami bikin grup chat dan mengalirlah rencana-rencana untuk main ke mana-mana. Kali ini kami main ke Pantai Goa Cemara. Ide yan