Langsung ke konten utama

SEKATEN DAN PASAR MALAM

Sekaten datang lagi! Wooow! Berasa cepat! Padahal setahun lewat. Pasar Malam Perayaan Sekaten a.k.a PMPS tahun 2017 diadain mulai 10 - 30 November. Sebentar ya? Tahun ke tahun, PMPS emang sebentar. Dulu pernah, lebih lama dari ini, tapi kalo enggak salah, PMPS yang lama itu justru bikin problema. Entah apa, tapi waktu itu emang ada something. Ya sudahlah. Sekarang kita move on! PMPS tahun kemarin juga sebentar, cuma dua/ tiga minggu gitu, tapi kemeriahannya tetap awesome!
Pertama kali aku datang ke PMPS waktu SD, lupa kelas berapa. Datang rame-rame sama Mamah, Bapak, adik, dan tetangga. Ramenya... mantap bener! PMPS emang selalu rame. Tahun kemarin kemarinnya lagi, aku juga datang ke PMPS bareng teman-teman Radio Rasida, radio fakultasku. Eh, tahun kapan ya? Rada lupa, tapi ramenya bener-bener mantap jiwa! Lalu lintas macet. Gerak kendaraan kayak siput. Sangat-sangat enggak enak. Musti jaga mood banget biar enggak panas isi kepala. Waktu itu aku pisah sama teman-teman gegara macet banget. Akhirnya bisa ketemu, tapi nanya posisi mereka lewat chat susah banget! Sinyal mendadak "pelangi", pelan-pelan ngilang. Sekarang PMPS datang lagi. Momen waktu itu berasa baru kejadian kemarin.
Ada sebagian orang yang memaknai Sekaten adalah PMPS. Aku juga sempat berpikir begitu. Padahal PMPS, sesuai namanya, ya cuma pasar malam perayaan Sekaten. Intinya bukan itu. Sekaten, dikutip dari gudeg.net, udah dilakuin sejak abad ke-16 pada masa Kerajaan Demak. Sekaten diadain setahun sekali pada bulan Maulud, bulan ketiga penanggalan Jawa, dan lokasinya ada di pelataran atau Alun-Alun Utara Kraton Jogja. Sekaten ini berhubungan sama tradisi Islam karena dari asal katanya sendiri, syahadataini yang berarti dua kalimat syahadat. Sekaten diadakan juga sebagai peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tradisi Sekaten ini sepertinya cuma ada di Jogja.
Waktu perayaan Sekaten bakal disiapin seperangkat gamelan. Persiapannya enggak cuma secara fisik, tapi spiritual juga. Beberapa waktu sebelum perayaan Sekaten, Abdi Dalem Kraton Jogja bakal mensucikan diri dengan berpuasa dan siram jamas, semacam mandi buat keperluan spiritual gitu. Abdi Dalem Kraton ini nantinya yang bakal nabuh gamelan.
Pasar Malam Perayaan Sekaten a.k.a PMPS dilakuin sebelum perayaan Sekaten, sekitar 1 - 2 minggu sebelumnya. Kok pernah ada PMPS yang lebih dari dua minggu, hampir dua bulan bahkan kalo enggak salah? Ya.. mungkin PMPS cuma dua minggu itu, tapi selebihnya pasar malam biasa. Pasar malam hiburan rakyat. Kayaknya problema PMPS yang pernah diadain lebih lama itu salah satunya karena ini. Mungkin.
Kemeriahan PMPS setiap tahun selalu ditunggu hampir semua orang, entah itu orang Jogja asli atau pendatang. Semuanya bersuka-cita, tumpah-ruah dalam satu tempat yang menyediakan banyak hiburan dan kuliner yang begitu merakyat. Sayangnya, tahun kemarin kalo enggak salah, setelah PMPS selesai, banyak sampah yang dibiarin berserakan. Alun-Alun Utara berubah jadi lautan sampah. Kalo enggak salah juga, kejadian ini bikin pihak Kraton greget juga. Kesadaran para pengisi PMPS, stand-stand yang bertebaran, buat menjaga kebersihan dan bertanggungjawab dengan stand masing-masing sangat disayangkan. Perlu aturan yang ketat memang, biar setelah PMPS, Alun-Alun Utara kembali normal, enggak jadi lautan sampah.
Tanggung jawab menjaga kebersihan ini juga berlaku buat kita yang bakal datang ke PMPS. Kita harus sadar buat menjaga kebersihan, salah satunya membuang sampah di tempat sampah. Tahun kemarin, aku masih ingat, tempat sampah di PMPS enggak banyak. Aku sampai bingung mau buang sampah di mana. Nyari-nyari tempat sampah, tetap enggak nemuin. Buat yang masa bodoh, langsung buang aja, gampang. Buat yang sadar menjaga kebersihan, bikin dilematis juga. Semoga PMPS tahun ini menyediakan banyak tempat sampah di beberapa spot. Jangan cuma satu-dua. Sebagian besar orang pasti enggak mau ribet dan repot nyari-nyari tempat sampah.
Apa yang paling berasa waktu PMPS? Kora-Kora, Awul-Awul, macam-macam kuliner? Benar-benar meriah! Tahun kemarin aku ngebet banget pengen nyoba Kerak Telor yang cuma ada waktu PMPS. Maksudnya gampang dicari dan pasti ada. Aku juga sempat ngebet banget pengen nyobain Telor Bolang-Baling atau apa gitu namanya, jajanan yang sebenarnya ada juga di Sunday Morning UGM, pasar tumpah tiap Minggu pagi di kawasan lembah UGM. Aku belum pernah nyobain Endog Abang, kuliner yang cuma ada waktu Sekaten. Tahun kemarin enggak nyempetin.
Endog Abang adalah telor rebus yang dikasih warna merah. Makanan khas ini ditusuk pake bambu yang dihias. Endog Abang udah ada sejak lebih dari 1960-an. Ada pedagang Endog Abang yang mulai berjualan tahun 1960-an. Entah tahun itu adalah awal mula, atau tahun sebelumnya udah ada, yang jelas makanan khas waktu Sekaten ini udah ada sejak lama, sejak dahulu kala.
Endog Abang juga punya makna filosofis. Dikutip dari goodnewsfromindonesia.id, ada tiga makna filosofis Endog Abang. Pertama, endog/ telur, melambangkan kelahiran, warna abang/ merah mengartikan kesejahteraan, dan ruas bambu yang jadi tusuk Endog Abang ini punya makna hubungan vertikal antara manusia dan Sang Pencipta.
Tahun ini nyobain Endog Abang di PMPS, ah. Mau naik Kora-Kora? Enggak, makasih. Siap-siap ngerasain kemeriahan dan tumpah-ruah PMPS. Selamat menikmati!
Jogja, 06.11.2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato dari Net City, warnet yang a

BUKAN KELUARGA CEMARA

  Rasanya seperti nggak percaya aku ada dalam sebuah geng. Terkesan alay. Eits! Jangan ngejudge dulu, Gus. Nggak semua geng itu alay. Dan nggak semua geng itu hanya untuk remaja SMA demi eksistensi diri. Sebenarnya poin eksistensi dirinya sama sih. Aku, Mbak Iham, Mbak Dwi, Mbak Yatimah, dan Rina secara resmi, hari ini, Minggu, 4 Juni 2023 membentuk sebuah geng bernama Cemara. Berawal dari obrolan random dalam perjalanan menuju Pantai Goa Cemara, kami sempat membahas tentang Keluarga Cemara. Ada Abah, Emak, Euis, Ara, dan Agil. Apakah kami berlima merepresentasikan karakter-karakter karangan Arswendo Atmowiloto ini? Bukan. Hanya karena kami berlima dan pas lagi ngobrol tentang Keluarga Cemara, lahirlah Geng Cemara. Awalnya kami hanya janjian main. Kali pertama kami main ke Solo. Waktu itu Rina belum bergabung di klub ini. Kami hanya janjian main dan... selesai. Kami bikin grup chat dan mengalirlah rencana-rencana untuk main ke mana-mana. Kali ini kami main ke Pantai Goa Cemara. Ide yan