Back to gym! Setelah vakum tiga bulanan, hari ini aku gym lagi, kasih keras lagi. Aku pilih Lembah Fitness UGM yang lebih murah. Pengen ganti suasana juga. Sebelumnya cuma ngelihat selintas gym ini, sekarang latihan di sana. Fasilitas enggak beda jauh sama gym-ku sebelumnya, Adonis Fitness. Ada treadmil, angkat beban, barbel, standar gym. Kadang ada juga gym yang enggak nyediain treadmil. Padahal aku butuh alat olahraga satu ini. Sekarang, latihan kardio lebih aku utamakan daripada latihan beban. Bukan berarti enggak latihan beban, tapi aku harus sadar kapasitasku sendiri. Jangan memaksakan karena sesuatu yang dipaksa enggak bakal baik-baik saja.
Tiga bulanan vakum gym, bikin aku mulai lagi dari nol. Ototku kembali menyesuaikan. Sebelum-sebelumnya, memulai gym (lagi) efeknya emang capek lemes banget. Capeknya beda. Mungkin karena mulai dari nol (lagi) itu. Waktu pertama memulai gym di Adonis Fitness, rasanya juga begini. Sekarang memulai yang pertama di Lembah Fitness UGM juga sama. Rasanya tenagaku habis. Padahal baru setengah jam aku gym; treadmil, stretching, plank, sit up, dan angkat beban.
Kali pertama gym di Lembah Fitness UGM ngasih kesan yang sempat bikin aku takut. Gimana enggak takut, selesai angkat beban dan tenagaku berasa habis, mendadak dua telapak tanganku kesemutan? Lumayan lama pula. Kenapa ini? Aku kibas-kibaskan tangan, berharap kesemutan hilang, tapi enggak ada perubahan. Aku mulai takut. Aku mulai panik. Enggak biasanya begini.
Enggak mau menyepelekan, aku harus segera konsultasi ke dokter. Lokasi terdekat cuma RS. Panti Rapih. Aku minta tolong dianterin karena dua telapak tanganku kesemutan. Enggak bisa pegang setir (duile~ setir~) motor. Mas Fajar, trainer Lembah Fitness UGM berbaik hati mengantarku ke RS. Panti Rapih. Sampai lokasi, kesemutanku mulai hilang. Aku merasa beruntung dan lega, tapi aku tetap harus konsultasi ke dokter. Aku enggak mau berpikir macam-macam.
Setelah ngisi form pendaftaran, antri nomor, nunggu dipanggil ke ruang dokter, akhirnya aku bisa langsung konsultasi sama dokter. Namanya dr. F.X. Haryanto kalo enggak salah. Bukan dokter muda kayak yang aku lihat sekilas di ruang ortopedi, tapi beliau kelihatannya dokter senior (dokter muda yang aku lihat sekilas itu mungkin dokter koas).
dr. Haryanto enggak bilang sesuatu yang darurat. Beliau bilang enggak usah khawatir. Semoga kejadian ini jadi pertama dan terakhir bagiku. Logikanya, aku yang vakum gym dan enggak pernah olahraga kecil-kecilan; jogging, stretching, something like that (kayak gini pengen atletis?), memulai olahraga (lagi) dengan angkat beban, kesannya maksain. Padahal beban cuma 15 kg. Angka beban yang masih kecil tapi buat yang mulai dari nol (lagi), beban segitu bikin otot 'kaget' mungkin. Efeknya kesemutan itu. Oke, ini yang pertama dan terakhir!
Sekarang harus serius healthy life! Harus! Bukan cuma jaga pola makan, tapi juga olahraga. Enggak melulu harus di gym, tapi bisa di mana aja, harus disempatkan, harus tetap olahraga setiap hari. Jogging paling enggak. Aku masih muda. Tubuhku masih bugar. Aku enggak boleh menyia-nyiakan masa-masa muda ini.
dr. Haryanto ngasih multivitamin. Harganya Rp 100 ribuan. Ada dua multivitamin yang harus aku habiskan. Aku berharap multivitamin ini tablet hisap yang rasanya mirip Vitacimin. Aku enggak bisa nelen obat bulat-bulat. Apalagi kapsul. Aku nyerah. Childish banget tapi mau gimana lagi?
Ternyata.. multivitamin yang dikasih bukan tablet hisap. Satunya bentuk tablet, ukurannya lumayan gede, tapi untungnya enggak pahit. Tetep enggak enak! Mana ada obat yang enak? Ya kali obat penurun demam rasa jeruk? Satu lagi bentuknya kapsul! Oh My... Aku enggak bisa nelen kapsul. Aku coba kunyah. Siapa tau enggak pahit. Ternyata pahit! Kapsul pertama enggak berhasil aku telan, tapi udah sedikit aku telan. Kayaknya. Aku harus bisa menelan obat. Harus bisa!
Menjalani pola hidup sehat bukan cuma demi bentuk tubuh indah, dapet body goals, tapi manfaat utamanya ya sehat. Jangan sampai sesal datang setelah vonis sakit menyerang kesehatan kita. Nasi yang udah jadi bubur, enggak mungkin jadi nasi lagi. Selagi masih ada kesempatan dan kesehatan, kita jaga baik-baik. Sekarang dan nanti. Selamanya.
Jogja, 02.11.2017
Komentar
Posting Komentar