Langsung ke konten utama

TELANJANG DADA

"Panas banget, Bro," kata Rifan sembari melepas t-shirt-nya. Daffa yang sedang menggeser-geser timeline Instagram melihat sekilas Rifan yang bertelanjang dada.
"Pindah ke kost ber-AC-lah, Bro. Panas banget kamar kau." Rifan mengibas-ngibaskan t-shirt bergambar Mickey Mouse-nya berharap rasa panas yang ia rasakan bisa sedikit berkurang.
"Kebanyakan dosa kau, Bro." Daffa bangkit dari duduknya menuju toilet di sudut kamar. Hari ini emang panas banget, batin Daffa.
[]
Cowok telanjang dada, biasa. Jangankan kayak sepenggal cerita di atas, cowok telanjang dada di lapangan futsal, jogging, bahkan di pusat perbelanjaan (yang terakhir ini biasanya lagi ikutan body contest) bukan jadi sesuatu yang tabu. Bi-a-sa. Mungkin cewek-cewek yang melihatnya, terlebih pahatan enam kotak di perut dan otot yang bertonjolan dengan sempurna, bisa bikin panas-dingin, tapi enggak bakal ada kontroversi. Kalo cewek yang begitu, misal jogging telanjang dada, pasti heboh! Pihak kepolisian bisa turun tangan mengamankan.
Masih ingat kejadian viral cewek setengah telanjang di minimarket? Setengah telanjang atau telanjang dada, ah entah, tapi yang jelas, cewek telanjang dada enggak sebiasa cowok yang telanjang dada. Kenapa bisa begini? Aku bukan pendukung 'Free the Nipple' yang pernah boom di sosmed. Aku hanya ingin sedikit mengajak kamu berdiskusi (jiaaah.. diskusi).
Berdasarkan kepo (yang berfaedah), cewek dilarang telanjang dada di depan umum karena dada cewek a.k.a payudara ada hubungannya sama kepuasan seksual. Pernah baca juga, ada studi yang ngebuktiin hampir sebagian besar cowok lihat cewek yang telanjang, bakal fokus ke bagian dada. Cewek fokus ke cowok dilihat apanya ya? Jadi penasaran juga. Bisa jadi karena alasan ini cewek bertelanjang dada di depan umum sangat-sangat tabu.
Dulu, cowok juga enggak boleh telanjang dada di depan umum loh. Era 1930-an, bagian dada dan puting cowok dianggap bagian tubuh yang enggak pantas diperlihatkan di depan orang banyak. Kenapa cowok bisa bebas telanjang dada di mana saja, tapi cewek enggak begitu?
Alasannya karena cewek itu sangat-sangat berharga. Islam sangat memuliakan cewek. Pasti ingat 'kan kata-kata ini, "Hormatilah ibumu, ibumu, ibumu, kemudian bapakmu." See?
Ibarat benda yang sangat berharga, pasti enggak sembarangan dibuka di tempat umum 'kan? Pasti akan dibungkus dengan baik dan diletakkan di tempat yang terbaik juga.
Cewek itu memang sangat berharga, jadi harus dijaga baik-baik. Enggak dibiarkan terbuka di mana saja dan hanya cowok pilihan yang bisa membuka yang berharga ini. Buat yang udah menikah, pasti paham. Aku cukup manggut-manggut sok yes aja, Kakak.
Rasanya heran, ada yang mati-matian berjuang mendapatkan "hak" yang sebenarnya enggak perlu. Gerakan 'Free the Nipple' waktu itu menurutku bukan sesuatu yang penting. Apa dengan telanjang dada, cewek akan merasa lebih bebas? Masing-masing memang ada tempat dan porsinya. Yah.. if you know what I mean. Enggak perlu merasa "iri" buat sesuatu yang sebenarnya enggak perlu di-iri-kan.
Jogja, 03.10.2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato dari Net City, warnet yang a

BUKAN KELUARGA CEMARA

  Rasanya seperti nggak percaya aku ada dalam sebuah geng. Terkesan alay. Eits! Jangan ngejudge dulu, Gus. Nggak semua geng itu alay. Dan nggak semua geng itu hanya untuk remaja SMA demi eksistensi diri. Sebenarnya poin eksistensi dirinya sama sih. Aku, Mbak Iham, Mbak Dwi, Mbak Yatimah, dan Rina secara resmi, hari ini, Minggu, 4 Juni 2023 membentuk sebuah geng bernama Cemara. Berawal dari obrolan random dalam perjalanan menuju Pantai Goa Cemara, kami sempat membahas tentang Keluarga Cemara. Ada Abah, Emak, Euis, Ara, dan Agil. Apakah kami berlima merepresentasikan karakter-karakter karangan Arswendo Atmowiloto ini? Bukan. Hanya karena kami berlima dan pas lagi ngobrol tentang Keluarga Cemara, lahirlah Geng Cemara. Awalnya kami hanya janjian main. Kali pertama kami main ke Solo. Waktu itu Rina belum bergabung di klub ini. Kami hanya janjian main dan... selesai. Kami bikin grup chat dan mengalirlah rencana-rencana untuk main ke mana-mana. Kali ini kami main ke Pantai Goa Cemara. Ide yan