PULANG

Yeaaah! Yihaaa! Pulaaang! Sebagian besar dari kita pasti happy mendengar kata pulang. Masih ingat banget waktu masa sekolah, bel pulang jadi satu tanda yang membahagiakan. Apalagi bel pulang yang berbunyi lebih cepat alias bali gasik a.k.a pulang lebih awal. Rasanya memang ada manis-manisnya gitu saat bisa pulang setelah sekian lama pergi. Anak rantau pulang ke kampung halaman, anak kost pulang ke rumah, anak Pramuka selesai Persami a.k.a Perkemahan Sabtu-Minggu dan (lagi-lagi) pulang ke rumah. Pasti bahagia 'kan rasanya? Sejauh apapun kita pergi, pasti ada masanya kita pulang. Kita butuh itu. Semacam baterai yang perlu di-charge, pulang juga jadi satu momen yang bisa mengisi energi buat kita. Entah itu mood, semangat, bisa juga lembar-lembar rupiah di dompet (ini sih khusus buat anak kuliahan yang nge-kost).
Sekarang aku sedang pulang. Kembali ke tempat aku berasal. Rasanya excited! Apalagi dulu waktu masih aktif kuliah dan belum siaran radio, pulang jadi moodbooster banget. Waktu SMA juga sama. Euforianya justru lebih wow pas SMA ini. Bukan karena ada party atau pulang naik pesawat kelas VVIP, tapi waktu itu, momen pulang memang jadi sesuatu yang menyenangkan.
Aku udah jadi anak kost sejak SMA. Tiap weekend pasti pulang. Jarak dari rumah ke sekolah bisa dibilang enggak jauh. Sekitar 18 KM. Angkot, banyak. Jalanan juga oke. Enggak pake mendaki gunung, lewati lembah. Dulu aku memilih kost karena enggak mau ribet bangun lebih pagi yang otomatis juga berangkat sekolah lebih pagi demi enggak desak-desakan di angkot. Momen pulang tiap weekend selalu aku tunggu dan selalu membuatku bersemangat. Yeaay! Kadang aku minta pulang dijemput Bapak, tapi seringnya naik angkot. Cuma Rp 2000 (khusus anak sekolah), aku bisa melewati jarak 18 km dengan roda berguling a.k.a angkot.
Sekarang, pulang (masih) tetap jadi momen yang menyenangkan. Enggak terlalu berubah. Senang, ya aku senang. Excited, yes of course. Bedanya, sekarang aku enggak bisa pulang sebebas dulu. Aku harus menyesuaikan jadwal siaran. Itu juga enggak bisa pas weekend. Cuma momen tertentu yang bisa bikin aku pulang saat weekend. Sekarang ini contohnya.
Senang dan excited juga rasanya sekarang lebih terkontrol. Enggak meledak-ledak kayak dulu. Yeaaay... aku pulang! Setelah itu... ya, oke. Senang, iya. Excited tetap. Cuma ya ada sedikit rasa yang berbeda. Dulu, pulang ya pulang. Enggak mikir ini-itu. Pulang, oke pulang. Apa sekarang aku lagi mikir ini-itu? Ngng.. enggak gitu juga. Bukan, bukan karena "pulang malu, enggak pulang rindu". Ya.. sekarang lebih karena peran (baca: tanggung jawab) yang berbeda. Semakin bertambah usia seseorang, tentu juga ngaruh sama peran yang dimainkan (ya kali sinetron?).
Pengennya pulang tuh bawa sesuatu yang special. Kabar bahagia kek, oleh-oleh kek, hadiah menang kuis jutaan rupiah kek, apapun yang bisa bikin kita (aku sih) dan orang-orang di sekitar bisa ikut happy. Pulang enggak sekedar pulang, tapi ada sesuatu yang dibawa. Kejutan atau apalah namanya. Pastinya kejutan yang menyenangkan dong.
Pulang bawa calon istri? Nah.. ini..
A.S.A.P, as soon as possible!
Jogja, 25.10.2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar