Langsung ke konten utama

MARAH

Setiap orang pasti pernah marah. Sesabar-sabarnya kita, pasti ada masa amarah yang ditahan melesak keluar. Kalo kita bisa mengendalikan emosi satu ini, good job! Saat marah, kata psikolog, kita harus sadar lagi marah biar bisa dikendalikan. Amarah yang meledak-ledak bisa jadi boomerang buat diri-sendiri. Pernah setelah marah, ada rasa semacam menyesal udah marah-marah? Bisa jadi ini karena marah yang enggak terkontrol. Langsung dikeluarin gitu aja.
Marah juga bisa menguras energi. Secara ilmiah, aku enggak begitu 'ngeh', tapi berdasarkan pengalaman, emang iya. Marah-marah bikin capek, capek hati. Rasanya kayak lemas gitu. Terlalu melepas amarah, masih kata psikolog, selain capek hati, juga capek pikiran, capek fisik. Terlalu menahan amarah bukan berarti bagus. Justru bisa jadi kayak semacam gunung es. Efeknya baru terasa nanti-nanti. Katanya, amarah yang selalu dipendam bisa memengaruhi kesehatan. Bikin penyakit. Kalo memang marah, ya marah aja, keluarin, tapi harus ingat jangan lepas kendali. Pernah dengar istilah 'gelap mata'? Marah yang meledak enggak terkendali bisa bikin gelap mata. Enggak lagi bisa berpikiran jernih, apalagi menyadari lagi marah. Bahaya banget kalo udah kayak gini. Bisa-bisa tanpa sadar melakukan sesuatu yang di luar akal sehat.
Keren banget orang yang bisa mengendalikan amarahnya dengan baik. Enggak meledak-ledak, enggak juga ditahan-tahan. Balance. Manajemen emosinya very good nih. Kita harusnya bisa balance ngatur emosi, entah itu marah, senang, sedih, dan kawan-kawan. Sesuatu yang berlebihan emang enggak baik 'kan? Harus banyak bersabar. Marah yang dikeluarkan bukan pada waktu yang pas justru bisa bikin kita nyesel, malu, atau apalah rasa yang enggak ngenakin di hati. Ada yang bilang, kesabaran itu ada batasnya, tapi sejatinya kesabaran itu enggak ada batas kok. Orang yang bilang kesabaran ada batasnya, berarti dia orang yang lemah dan menyerah. Seberat apapun permasalahan yang kita hadapi, sabar jadi salah satu kunci buat mengatur amarah. Tetap dijaga dan enggak meledak-ledak. Sabar juga bisa jadi kekuatan buat kita tetap menghadapi setiap masalah yang datang.
Marah, wajar. Kita punya rasa kok. Enggak wajar itu kalo kita marah-marah mulu. Dikit-dikit marah. Enggak capek? Terlalu banyak marah enggak baik buat jiwa dan kesehatan. Mau coba? Efek samping tanggung sendiri loh ya.
Pernah enggak pas lagi marah, kita langsung senyum? Dua emosi yang kontras banget. Rasanya juga aneh. Harapannya dengan senyum, amarah bisa menurun dan hilang, tapi yang ada justru nyesek. Bisa dicoba. Bukan berarti enggak mungkin, senyum bisa menurunkan amarah. Kadang kita justru terlalu menuruti amarah. Bisa dikendalikan, tapi karena amarah udah mulai ambil alih, ya.. udah, lepas aja, tanpa mikir lagi sebenarnya bisa enggak pake marah-marah.
Jogja, 31.10.2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta...

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato...

DI BELAKANG (ADA) ANGKA DUA

Bisa dibilang aku mampir ke sini cuma di momen seperti hari ini. 16 Agustus. Ada momen spesial apa sih di 16 Agustus? Kata Sal Priadi, "...serta mulia, panjang umurnya." Hari lahir. Tahun ini aku melewati hari lahir ke-32. Wow! Ti-ga pu-luh du-a. Sama-sama di belakang ada angka dua tapi beda rasanya ya waktu hari lahir ke-22 dan hari ini. Waktu 22 tahun aku nggak merasa ada tekanan. Kayak berlalu gitu aja. Aku ingat hari lahir ke-22-ku terjadi setahun setelah KKN di Kulonprogo. Pengingatnya adalah waktu KKN aku pernah ditanya ulang tahun ke berapa. Aku jawab, "Bioskop." Twenty one alias 21. Apakah hari lahir kali ini aku merasa tertekan? Ada rasa yang membuatku khawatir tapi let it flow aja. Nggak mau jadi overthinking . Apa yang terjadi nantinya ya dihadapi dengan riang gembira lengkap dengan gedebak-gedebuk nya. Masa ulang tahun nggak ada apa-apa? Nggak mengharapkan juga sih. Nggak mengharuskan juga tapi kalo ada ya aku nikmati dan berterima kasih. Kode banget ni...