Langsung ke konten utama

(DI LUAR) RUTINITAS

Melakukan sesuatu di luar rutinitas pasti bikin semangat. Kayak gini tuh perlu biar enggak bosan, biar ada semangat baru. Butuh semacam gebrakan baru buat sesuatu yang jadi rutinitas. Setiap hari lewat jalan yang sama rasanya juga membosankan, apalagi melakukan aktivitas yang sama. Lama-lama bisa mual juga. Apa makan bisa bosan juga? Makan memang kegiatan rutinitas, tapi setiap makan, menunya enggak selalu sama ‘kan? Walau menunya bisa dibilang sama (cuma selang-seling) tapi tetap saja enggak setiap hari menikmati menu yang sama. Hari ini oseng-oseng kacang, besoknya oseng-oseng mie, besoknya lagi sop, baru besoknya besoknya lagi oseng-oseng kacang (lagi).
Aku juga merasa ada semangat baru waktu ngejalanin sesuatu di luar rutinitas. Semacam menikmati udara segar. Semoga semangat enggak cuma di awal, tapi bisa terus semangat, semangat terus. Apa aku yakin bisa terus semangat? Antara yakin dan enggak yakin. Yakin, karena ada kepuasaan saat melakukan sesuatu di luar rutinitas itu. Enggak yakin karena kemungkinan enggak dapat support penuh dari team. Kalo cuma aku yang melakukan, rasanya enggak bikin semangat. Pasti bakal ada pikiran “kalo mau semau gue, enggak apa-apa juga ‘kan?”. Buat apa? Cuma aku yang melakukan kok. Suka-suka dong. Akhirnya jadi virus. Menyebar.. menyebar.. menyebar..
Selalu ada kemungkinan, rencana team yang (seharusnya) dilakuin bareng, justru cuma beberapa orang. Parahnya lagi cuma satu orang yang (masih) komitmen. Kalo kayak gini pasti bakal kehilangan semangat.
Kalo prinsipnya “yang penting aku melakukan tugas”, kok kesannya egois ya? Enak aja cuma jadi kewajiban satu orang. Hello...? Kerja team, ya harus dikerjain bareng. Bukan cuma dikerjain satu orang. Ada juga yang justru memanfaatkan kerja team buat melimpahkan tanggung jawab ke orang lain gegara ada yang berprinsip “yang penting udah ada yang melakukan tugas”. Hel to the lo...?
Pastikan orang itu bukan kamu ya.
Jogja, 24.10.2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta...

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato...

DI BELAKANG (ADA) ANGKA DUA

Bisa dibilang aku mampir ke sini cuma di momen seperti hari ini. 16 Agustus. Ada momen spesial apa sih di 16 Agustus? Kata Sal Priadi, "...serta mulia, panjang umurnya." Hari lahir. Tahun ini aku melewati hari lahir ke-32. Wow! Ti-ga pu-luh du-a. Sama-sama di belakang ada angka dua tapi beda rasanya ya waktu hari lahir ke-22 dan hari ini. Waktu 22 tahun aku nggak merasa ada tekanan. Kayak berlalu gitu aja. Aku ingat hari lahir ke-22-ku terjadi setahun setelah KKN di Kulonprogo. Pengingatnya adalah waktu KKN aku pernah ditanya ulang tahun ke berapa. Aku jawab, "Bioskop." Twenty one alias 21. Apakah hari lahir kali ini aku merasa tertekan? Ada rasa yang membuatku khawatir tapi let it flow aja. Nggak mau jadi overthinking . Apa yang terjadi nantinya ya dihadapi dengan riang gembira lengkap dengan gedebak-gedebuk nya. Masa ulang tahun nggak ada apa-apa? Nggak mengharapkan juga sih. Nggak mengharuskan juga tapi kalo ada ya aku nikmati dan berterima kasih. Kode banget ni...