Langsung ke konten utama

PERSAINGAN

Apa rasanya hidup tanpa persaingan? Sepertinya anyep, hambar, bagai sayur tanpa cabe. Persaingan bisa bikin hidup lebih termotivasi. Kalau enggak bisa survive, siap-siap tergeser. Persaingan itu ada di semua bidang. Enggak cuma dunia kerja, tapi dunia pendidikan, dunia hiburan, kayaknya enggak ada bidang yang enggak ada persaingan sama sekali.

Persaingan di dunia kerja lebih kejam. Bukan rahasia lagi, menghalalkan segala cara bisa dilakukan di dalam persaingan dunia kerja. Enggak usah menutup mata. Realitanya ada yang licik. Demi kepentingan pribadi, cara-cara nista pun dilakukan.

Setiap tahun selalu ada sarjana baru. Bukan cuma lulusan sarjana, tapi juga mereka yang bersiap menghadapi dunia kerja. Bisa dibayangkan seperti apa persaingannya? Ada jutaan orang yang punya keinginan dan harapan yang sama. Satu diantara jutaan orang itu adalah orang yang beruntung. Lolos seleksi dari jutaan pelamar kerja bukankah jadi satu prestasi yang membanggakan?

Enggak sedikit yang berjuang mati-matian demi bisa mengalahkan ribuan pesaing itu, apalagi di arena calon pegawai negeri sipil a.k.a CPNS. Setiap ada lowongan CPNS, ribuan pelamar bersiap masuk barisan. PNS memang pekerjaan yang (masih) bergengsi di mata masyarakat. Kalau punya penghasilan lebih besar dari PNS tapi bukan kerja di kantor, bukan enggak mungkin ada pandangan yang meremehkan. Memangnya kerja apa? Ya.. misal online shop.

Ribuan pelamar, ah mungkin jutaan yang bersaing, hanya untuk kuota beberapa puluh atau mungkin beberapa ratus. Pelamar yang banyak itu enggak semuanya bisa mendapatkan posisi. Kalau semuanya lolos seleksi, persaingan jadi bullshit. Keberuntungan sangat berperan di sini. Sesuperior apapun kemampuan akademik saat di kampus, bukan jaminan bisa dimuluskan jalan sebagai pelamar CPNS.

Ada anggapan, menjadi PNS adalah cara aman menjalani hidup. Orangtua bilang, masa depan sudah pasti terjamin. Ini juga yang menjadi mimpi kebanyakan orangtua untuk anaknya. Mimpi sang anak menjadi PNS. Persiapan mulai dilakukan sejak masuk dunia kuliah. Prodi yang dipilih harus berpeluang menjadi PNS nantinya.

Mindset seperti ini bisa diubah? Bisa. Caranya? Tunjukin hasil dari 'bukan menjadi PNS'. Rasa percaya bisa muncul kalau ada bukti 'kan? Mindset kesuksesan adalah menjadi PNS itu bisa berubah kalau ada 'kesuksesan adalah menjadi penulis', 'kesuksesan adalah menjadi pengusaha', 'kesuksesan adalah menjadi...'

Brilli Agung, salah satu penulis yang sudah menerbitkan puluhan buku pernah bilang dalam satu kesempatan jumpa pembaca. Awalnya, orangtua akan sangat menentang pilihan sang anak yang dirasa madesu a.k.a masa depan suram. Inilah ujiannya. Tetap bertahan atau menyerah? Bisa jadi melepas pilihan dan menuruti keinginan orangtua terhindar dari madesu. Konsisten dengan pilihan sendiri walau ditentang orangtua, bisa juga terhindar dari madesu, bahkan jauh melampaui kesuksesan karena menuruti keinginan orangtua.

Jangan, jangan memberontak. Bukan berarti kalau punya pilihan sendiri, dihalalkan menentang orangtua yang mengarahkan ke pilihan lain. Brilli Agung menjelaskan dengan baik kepada orangtua tentang pilihannya. Sekarang terbukti. Brilli Agung bisa sukses menjadi penulis, bukan 'pegawai' yang bekerja untuk orang lain, bukan juga PNS.

Apapun pilihannya pasti ada persaingan di dalamnya. Bersiaplah. Jangan dibutakan karena persaingan demi kenikmatan sesaat.

Jogja, 11.09.2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato dari Net City, warnet yang a

BUKAN KELUARGA CEMARA

  Rasanya seperti nggak percaya aku ada dalam sebuah geng. Terkesan alay. Eits! Jangan ngejudge dulu, Gus. Nggak semua geng itu alay. Dan nggak semua geng itu hanya untuk remaja SMA demi eksistensi diri. Sebenarnya poin eksistensi dirinya sama sih. Aku, Mbak Iham, Mbak Dwi, Mbak Yatimah, dan Rina secara resmi, hari ini, Minggu, 4 Juni 2023 membentuk sebuah geng bernama Cemara. Berawal dari obrolan random dalam perjalanan menuju Pantai Goa Cemara, kami sempat membahas tentang Keluarga Cemara. Ada Abah, Emak, Euis, Ara, dan Agil. Apakah kami berlima merepresentasikan karakter-karakter karangan Arswendo Atmowiloto ini? Bukan. Hanya karena kami berlima dan pas lagi ngobrol tentang Keluarga Cemara, lahirlah Geng Cemara. Awalnya kami hanya janjian main. Kali pertama kami main ke Solo. Waktu itu Rina belum bergabung di klub ini. Kami hanya janjian main dan... selesai. Kami bikin grup chat dan mengalirlah rencana-rencana untuk main ke mana-mana. Kali ini kami main ke Pantai Goa Cemara. Ide yan