Langsung ke konten utama

PASSION

Kejarlah passion, cinta kau dapat. Apa tuh passion? Mode ya? Itu mah fashion! Ini passion. Pass-i-on (ejaan asal-asalan banget). Sesuatu yang bisa bikin sangat menikmati yang lagi dikerjakan. Biasanya berhubungan sama pekerjaan, bukan cuma sekedar melakukan sesuatu.

Apa passion-mu? Masih meraba-raba ya? Pencarian passion bermacam-macam kok. Ada yang butuh bertahun-tahun. Setiap orang pasti berbeda prosesnya. Aku berbeda. Kamu berbeda. Kita berbeda. Jangan patah hati kalau sekarang masih belum menemukan passion. Ibarat jodoh, sekali dapat, langsung cinta. Terus berusaha ya.

Passion itu bisa bikin semangat, antusias, sesuatu yang bikin enggak ada beban saat melakukan sesuatu. Merasa sangat menikmati saat mengutak-atik elektronik? Enjoy menulis cerita berpuluh halaman? Antusias dengan dunia pertelevisian? Selamat! Bisa jadi itulah passion-mu. Ini sekedar contoh ya. Jenis passion tentu banyak. Enggak cuma dari contoh yang aku sebutin itu.

Aku menemukan salah satu passion di tahun pertama menjadi mahasiswa. Waktu itu ada sosialisasi pembelajaran. Salah satu agendanya datang ke radio komunitas fakultasku, Radio Rasida. Sebelumnya aku sama sekali enggak berpikir atau terbersit keinginan menjadi penyiar radio, tapi setelah kunjungan ke Radio Rasida untuk pertama kalinya waktu itu, semuanya berubah. Aku ingin menjadi penyiar radio.

Setelah itu bukan berarti jalanku menjadi penyiar radio semulus paha... ayam goreng (ngawur!). Banyak banget yang bikin aku patah hati, kecewa, ditolak (bukan ditolak cewek tapi rasanya tetap sakit), tapi aku tetap memperjuangkannya. Inilah passion. Jatuh bangun tetap berjuang sampai akhirnya aku bisa menjadi apa yang aku inginkan. Penyiar radio.

Sekarang aku belum merasa hebat menjadi penyiar radio. Kapan seseorang bisa bilang dirinya hebat dalam satu hal? Aku baru dua tahun belakangan menjadi penyiar radio (yang sesungguhnya). Sebelumnya aku masih “belajar” di Radio Rasida. Banyak banget yang aku dapatkan di radio komunitas itu. Aku merasa sangat berterimakasih.

Aku masih harus belajar. Terus belajar. Bertahun-tahun menjadi penyiar radio saja masih terus belajar, apalagi aku yang masih baru banget di dunia penyiar radio. Aku enggak menganggap siaran sebagai pekerjaan. Siaran ya siaran. Aku merasa terganggu saat ada yang bertanya, “Hari ini enggak kerja, Gus?” Aku lebih nyaman dengan pertanyaan, “Hari ini enggak siaran, Gus?”

Iya, jadi penyiar radio memang pekerjaan, tapi aku enggak merasa ini pekerjaan. Aku benar-benar menikmatinya. Inilah duniaku. Memang jarang yang memilih pekerjaan sesuai passion. Banyak yang akhirnya hanya sekedar bekerja, mendapatkan gaji, sudah. Enggak ada kepuasan batin. Enggak ada rasa antusias menikmati.

Kalau sudah menemukan passion, apa yang harus dilakukan? Kalau yakin itu adalah passion-mu, kejarlah. Jangan kasih kendor! Pisau tajam yang enggak pernah diasah, lama-lama pasti akan tumpul. Passion yang enggak berusaha diraih, selamanya ya cuma jadi halu.

Seseorang bilang menjadi komikus adalah passion-nya tapi hanya sebatas manis di bibir, lain di aksi. Kalau kamu cinta, perjuangkan dong. Cinta itu butuh perjuangan, bukan sekedar diharap-harapkan.

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk meraih passion, salah satunya ikut acara ini.



Ini cuma salah satu cara loh buat kamu yang passion-nya penyiar radio. Ini kesempatan, jangan sia-siakan. Gratis! Sangat jarang ada workshop semacam ini yang enggak berbayar serupiah pun. Benar-benar gratis.

Aku pernah mengikuti workshop how to be good announcer. Banyak banget manfaat yang aku dapatkan. Ilmu baru, teman baru, bahkan bisa ketemu penyiar yang selama ini cuma bisa didengarkan di radio. Bertemu secara nyata, langsung di depan mata. Dream come true banget!

Ada kesempatan, jangan diabaikan. Ayo ambil kesempatan itu. Apapun jalan untuk meraih passion dan merasakan nikmat cinta karenanya, lakukan. Asal jalan yang baik ya. Stay on the right track. Yeah.. YKWIM.

Kalau kamu punya passion, hanya cinta yang akan kamu rasakan untuk sesuatu yang kamu kerjakan. Ayo buktikan.

Karena cinta itu...

Tentang rasa ‘kan?

Jogja, 05.09.2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta...

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato...

DI BELAKANG (ADA) ANGKA DUA

Bisa dibilang aku mampir ke sini cuma di momen seperti hari ini. 16 Agustus. Ada momen spesial apa sih di 16 Agustus? Kata Sal Priadi, "...serta mulia, panjang umurnya." Hari lahir. Tahun ini aku melewati hari lahir ke-32. Wow! Ti-ga pu-luh du-a. Sama-sama di belakang ada angka dua tapi beda rasanya ya waktu hari lahir ke-22 dan hari ini. Waktu 22 tahun aku nggak merasa ada tekanan. Kayak berlalu gitu aja. Aku ingat hari lahir ke-22-ku terjadi setahun setelah KKN di Kulonprogo. Pengingatnya adalah waktu KKN aku pernah ditanya ulang tahun ke berapa. Aku jawab, "Bioskop." Twenty one alias 21. Apakah hari lahir kali ini aku merasa tertekan? Ada rasa yang membuatku khawatir tapi let it flow aja. Nggak mau jadi overthinking . Apa yang terjadi nantinya ya dihadapi dengan riang gembira lengkap dengan gedebak-gedebuk nya. Masa ulang tahun nggak ada apa-apa? Nggak mengharapkan juga sih. Nggak mengharuskan juga tapi kalo ada ya aku nikmati dan berterima kasih. Kode banget ni...