Keterasingan. Pernah merasa
seperti ini di suatu tempat? Bukan tempat baru tapi rasanya sangat asing. Bukan
karena tempat yang berubah tapi karena rasa yang dulu, berbeda dengan rasa yang
sekarang. Akhirnya tercipta satu nama, keterasingan. Merasa sendiri, merasa
jauh, walau sebenarnya enggak benar-benar sendiri. Suasana dan rasa yang
berbedalah yang memberi kesan sendiri dan jauh.
Aku merasa terasing di kampusku
sendiri. Begitu banyak waktu terlewati di tempat lain. Aku seolah lupa masih
menjadi bagian dari kampus yang dulu, selepas SMA waktu itu, begitu aku
perjuangkan. Apakabar kampus? Seperti bertemu mantan untuk kali pertama setelah
sekian lama. Ada rasa canggung dan muncul sekelebat kenangan yang bermuara pada
keterasingan.
Seharusnya sekarang aku mengenang
itu semua. Mengenang kampusku, mengenang jungkir-balik perjuangan. Seharusnya
sekarang aku tersenyum mengingat masa-masa itu. Masa-masa berjuang. Ah, nanti
juga aku akan merasakan fase mengenang itu. Ya, nanti.
Kenapa perasaan keterasingan itu
bisa muncul? Tanya hati. Bisa jadi pertanyaan-pertanyaan itu hanya bisa
terjawab dari hatimu. Iya, hatimu.
Aku sudah lama enggak datang ke kampus. Aku jauh, lebih tepatnya menjauh dari kampus. Wajar saat aku kembali ada rasa yang berbeda. Apalagi tugasku di kampus masih menggantung. Rasa yang seharusnya mengharu-biru pun berubah. YKWIM.
Keterasingan akan muncul bukan cuma karena menjauh dari suatu tempat, tapi menjauh dari apapun, saat mendekat kembali rasanya pasti asing. Ke mana rasa yang dulu ada? Kalau enggak menjauh, pasti masih ada rasa dekat yang menciptakan keterbiasaan. Nantinya rasa ini akan berubah menjadi kejenuhan.
Jadi?
Sebuah hubungan pasti ada masa tarik-ulur seperti benang layang-layang. Ada saatnya mengulur benang dan membiarkan layang-layang melayang tinggi. Ada juga saatnya menahan benang agar layang-layang enggak melayang bebas dan hilang.
Apa kamu sedang merasakan keterasingan itu? Cobalah mendekat (lagi) dan temukan rasa dekat yang dulu pernah ada. Awal-awal bisa jadi terasa sangat kaku, canggung, rasanya ingin menyerah saja. Rasa yang sebenarnya hanya sesaat. Kalau kamu tetap bertahan dengan rasa itu dan terus mendekat, rasa keterasingan itu pasti akan berganti bahkan tanpa kamu sadari.
Mendekatlah. Jangan biarkan benang layang-layang yang terulur itu semakin panjang dan semakin menjauh.
Memang ada saatnya jauh, tapi harus tetap dekat di hati.
Jogja, 07.09.2017
Komentar
Posting Komentar