Penampilannya rapi, wangi, dan
terlihat berkelas. Sekilas seperti orang-orang yang datang ke
pusat perbelanjaan untuk sekedar menghibur diri. Apa yang kamu lihat, belum tentu sama dengan yang kamu pikirkan. Dia bukan seperti orang-orang itu. Dia punya maksud lain datang ke pusat
perbelanjaan. Bukan sekedar "cuci mata", tapi melakukan “pekerjaan” nista.
Mencuri.
Entah apa yang ada di pikirannya
saat melakukan aksi pencurian itu. Kenapa di dunia ini ada manusia seperti itu?
Hasil pencurian dinikmati sendiri atau untuk keluarganya? Apa keluarga
tahu uang yang dihasilkan dari mencuri? Apa si pencuri enggak ada hati
sama sekali memberi makan keluarganya dengan hasil curian?
Ada jahat, ada baik. Pengennya enggak ada lagi kejahatan di dunia ini, tapi realitanya enggak seindah yang dibayangkan. Kejahatan pasti akan tetap ada, entah sampai kapan. Kebaikan juga pasti
akan terus ada. Dua hal yang berjalan beriringan. Kejahatan diimbangi dengan kebaikan.
Rasanya miris, nyesek, enggak
percaya, penampilan rapi itu ternyata hanya kamuflase. Ada niat jahat dibalik
penampilan mereka.
Aksi pencurian tas di salah satu restoran sebuah pusat perbelanjaan di Jogja bikin miris, nyesek, dan enggak percaya. Dua pria berpenampilan rapi. Satu pakai batik, satunya pakai kemeja jeans. Enggak ada yang menganggap dua pria ini pencuri. Mereka melebur di antara orang yang benar-benar datang ke pusat perbelanjaan hanya sekedar mencari hiburan.
Aksi pencurian tas di salah satu restoran sebuah pusat perbelanjaan di Jogja bikin miris, nyesek, dan enggak percaya. Dua pria berpenampilan rapi. Satu pakai batik, satunya pakai kemeja jeans. Enggak ada yang menganggap dua pria ini pencuri. Mereka melebur di antara orang yang benar-benar datang ke pusat perbelanjaan hanya sekedar mencari hiburan.
Don’t judge book by it’s cover mungkin klise, tapi memang benar
jangan melihat hanya dari penampilan. Seseorang dengan penampilan rapi, wangi, terlihat
berkelas pasti jarang dapat prasangka buruk. Sebaliknya, seseorang yang
terlihat berantakan dan sama sekali enggak berkelas, hanya dengan melihat sekilas, orang-orang sudah menaruh curiga.
Susah, enggak segampang membalikkan telapak tangan, memandang seseorang (terutama orang asing) bukan dari penampilannya.
Pertama kali bertemu dengan orang asing pasti yang dinilai dari yang ditangkap mata. Bukan berarti asal nge-judge loh.
Curiga dengan orang asing, wajar, tapi jangan berlebihan.
Susah, enggak segampang membalikkan telapak tangan, memandang seseorang (terutama orang asing) bukan dari penampilannya.
Pertama kali bertemu dengan orang asing pasti yang dinilai dari yang ditangkap mata. Bukan berarti asal nge-judge loh.
Curiga dengan orang asing, wajar, tapi jangan berlebihan.
Jangan paranoid. Terlalu curiga dengan segala hal, selalu merasa was-was, membayangkan yang belum terjadi secara berlebihan.
Bukan curiga, tapi waspada.
Yah.. karena utopia dalam realita, sepertinya masih jauh.
Jogja, 27.08.2017
Komentar
Posting Komentar