Langsung ke konten utama

KELUARKAN!

Rasanya hari ini nano-nano banget. Capek, tapi begitulah hidup. Kalau nggak capek, berarti hidupmu nggak diperjuangin. Namanya juga hidup, pasti ada masalahnya. Ada bumbunya. Ya.. biar gurih, kadang keasinan, kepedesan, hambar juga iya. Nah.. nano-nano 'kan? Kalo bisa mengatasi nano-nano ini, wah.. selamat! Kamu berhasil naik satu tingkat!

Hidup yang banyak rasa ini bisa bikin kita kuat lho. Ibarat batu karang yang diterjang ombak terus-terusan, tapi yang namanya manusia pasti ada "masa" nggak kuatnya juga. Jangan sok-sok tegar kalau nggak kuat. Nangis, nangis saja. Keluarkan, tapi hanya hari itu. Besoknya, lupakan. (quotes dari si Kambing Jantan, you know-lah)

Manusia wajar kok mengalami titik "nggak kuat" waktu ada masalah. Namanya juga lagi diuji. Nggak kuat tapi jangan bego. Cukup lambaikan tangan ke kamera (apa ini?). Manusia dilahirkan dengan sifat "mengeluh". "Nggak kuat" juga termasuk "mengeluh". Se-strong apapun manusia, pasti bakalan mengeluh juga, walau mungkin dibilangnya bukan keluhan (alibi tuh).

Ngeluh.. ngeluh saja. Nggak usah sok dibahasakan dengan kata lain yang lebih elegan. Intinya sama. Nah.. ngeluhnya jangan kebanyakan. Kalau over, bisa bikin patah arang, patah semangat, patah hati. Secukupnya saja kayak masukin garam di masakan. Gitu juga kalau pengen nangis, marah, pengen lari ke hutan, belok ke air terjun, ya lakuin. Ngapain juga ditahan-tahan? Sakitnya tuh nggak cuma di sini, tapi di sana-sini kalau cuma ditahan. Luapkan, semuanya, sampai habis. Kalau sudah, lanjutkan semangatnya, lanjutkan hidupnya, jangan ngeluh lagi. Hidup tuh jangan kebanyakan ngeluh.

Merasa nano-nano hidup kamu kebanyakan? Hei, memangnya yang punya masalah cuma kamu? Orang lain juga punya, bahkan mungkin nano-nano-nya lebih nano-nano. Nikmatin nano-nano hidup kita karena ya itulah salah satu bagian hidupnya. Kalau sekarang kita merasakan pahit, kita 'kan jadi ingat ada yang manis (quotes dari Rectoverso ini).

Jogja, 22 Januari 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta...

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato...

DI BELAKANG (ADA) ANGKA DUA

Bisa dibilang aku mampir ke sini cuma di momen seperti hari ini. 16 Agustus. Ada momen spesial apa sih di 16 Agustus? Kata Sal Priadi, "...serta mulia, panjang umurnya." Hari lahir. Tahun ini aku melewati hari lahir ke-32. Wow! Ti-ga pu-luh du-a. Sama-sama di belakang ada angka dua tapi beda rasanya ya waktu hari lahir ke-22 dan hari ini. Waktu 22 tahun aku nggak merasa ada tekanan. Kayak berlalu gitu aja. Aku ingat hari lahir ke-22-ku terjadi setahun setelah KKN di Kulonprogo. Pengingatnya adalah waktu KKN aku pernah ditanya ulang tahun ke berapa. Aku jawab, "Bioskop." Twenty one alias 21. Apakah hari lahir kali ini aku merasa tertekan? Ada rasa yang membuatku khawatir tapi let it flow aja. Nggak mau jadi overthinking . Apa yang terjadi nantinya ya dihadapi dengan riang gembira lengkap dengan gedebak-gedebuk nya. Masa ulang tahun nggak ada apa-apa? Nggak mengharapkan juga sih. Nggak mengharuskan juga tapi kalo ada ya aku nikmati dan berterima kasih. Kode banget ni...