Langsung ke konten utama

SEMACAM YANG PERTAMA

Salah satu mimpiku adalah menjadi penyiar radio. Setelah mengikuti seleksi penyiar radio di sana-sini (sayangnya belum berjodoh), akhirnya.. alhamdulillah aku berjodoh dengan Radio Widoro, sebuah radio komunitas di UPT Malioboro, Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta. Setelah aku dinyatakan lolos seleksi, malamnya (atau besok malamnya, agak-agak lupa) aku diminta datang ke Radio Widoro. Siaran tandem bareng Mbak Yuni.

Rasanya deg-degaaan banget. Tetap aja ini kali pertama aku open mic sebagai penyiar radio (kerja). Waktu itu siarannya jam 19.30-22.30. Mbak Yuni banyak bercerita kepadaku. Cerita tentang kehidupannya, Radio Widoro dari tahun ke tahun, dan obrolan kami (yang didominasi oleh Mbak Yuni) sanggup bertahan dari opening siaran sampai closing di jam 22.30.

Aku pikir kedatanganku malam itu "benar-benar" tandem. Ternyata bukan. Menurutku bukan tandem. Waktu opening pertama, Mbak Yuni sama sekali nggak menyebut namaku atau merasakan "kehadiranku" di siaran malam itu. Aku pikir siaran tandem-nya bakal sama kayak di Rasida. Untungnya Mbak Yuni baiiik banget. Ramah dan cerewet. Iya, cerewet karena stok ceritanya kayak nggak habis-habis. Adaaa aja hal yang bisa dijadikan bahan obrolan sama Mbak Yuni.

Aku sempat open mic sendirian waktu itu. Mbak Yuni ngasih aku kesempatan. Baiknya lagi, saat aku akan open mic, Mbak Yuni sengaja pergi. Beli makanan di angkringan. He he he... Mbak Yuni ngertiin perasaanku banget. Masih baru, open mic yang pertama, kalo ada orang dari pihak radio di dekatku, rasanya kayak diawasi dan kemungkinan besar aku nggak bakal maksimal.

Open mic-ku yang pertama, trouble! Tombol mic di mixer kurang aku naikin, jadi suaraku nggak terdengar jelas. Kecil samar-samar gitu. Mbak Yuni yang ngasih tahu aku setelah beli makanan di angkringan. Rasanya... maluuu banget. Ya Tuhan... human error di open mic yang pertama. Tepok jidat banget. Aku udah bilang 'kan Mbak Yuni itu baik? Nah.. saat aku "salah" itu, Mbak Yuni nggak ngomel-ngomel, tapi bilang "nggak apa-apa" sambil tersenyum.

Fiuuuh.. untungnya Mbak Yuni nggak "seseram" yang aku kira setelah aku ngelakuin kesalahan itu. He he he... :D Banyak cerita malam itu. Mbak Yuni yang lebih banyak cerita. Dan aku jadi pendengar yang baik. Mbak Yuni juga bilang, kalo ada teguran dari Rekan Komunitas Malioboro (sebutan pendengar Radio Widoro) tentang siaran penyiar Radio Widoro, jangan diambil pusing. Tetap siaran aja. Walau terkesan santai, tapi nggak bisa sembarangan dengan siaran asal-asalan. Maju/ nggak, tergantung dari usaha penyiarnya. Kalo mau maju pasti akan ada progres dari hari ke hari, nggak stagnan.

Jogja, 5 Maret 2015

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato dari Net City, warnet yang a

BUKAN KELUARGA CEMARA

  Rasanya seperti nggak percaya aku ada dalam sebuah geng. Terkesan alay. Eits! Jangan ngejudge dulu, Gus. Nggak semua geng itu alay. Dan nggak semua geng itu hanya untuk remaja SMA demi eksistensi diri. Sebenarnya poin eksistensi dirinya sama sih. Aku, Mbak Iham, Mbak Dwi, Mbak Yatimah, dan Rina secara resmi, hari ini, Minggu, 4 Juni 2023 membentuk sebuah geng bernama Cemara. Berawal dari obrolan random dalam perjalanan menuju Pantai Goa Cemara, kami sempat membahas tentang Keluarga Cemara. Ada Abah, Emak, Euis, Ara, dan Agil. Apakah kami berlima merepresentasikan karakter-karakter karangan Arswendo Atmowiloto ini? Bukan. Hanya karena kami berlima dan pas lagi ngobrol tentang Keluarga Cemara, lahirlah Geng Cemara. Awalnya kami hanya janjian main. Kali pertama kami main ke Solo. Waktu itu Rina belum bergabung di klub ini. Kami hanya janjian main dan... selesai. Kami bikin grup chat dan mengalirlah rencana-rencana untuk main ke mana-mana. Kali ini kami main ke Pantai Goa Cemara. Ide yan