Perjuangan yang luar biasa. Tepat di hari terakhir open recruitment Radio Q Jogja, sederet "cobaan" datang. Pertama, file sampel suaraku yang aku rekam pake hape, tipenya 3gp, bukan MP3. Padahal persyaratan sampel suaranya dalam format MP3. Aku minta tolong rental komputer buat ganti tipe 3gp itu ke MP3. Nggak bisa! File-nya nggak kebaca. Padahal aplikasi buat ngubah ke tipe MP3 ada.
Kedua, foto yang mau aku cetak, entah kenapa nggak bisa dimasukin ke Corel Draw buat dicetak. Si Bapak dan si Mas rental komputer bahkan sampai ganti komputer 4 kali demi nyetak fotoku itu. Di komputer ke-4, akhirnya fotoku berhasil dimasukin ke Corel Draw. Itu juga setelah fotoku di-copypaste ke dalam folder lain. Entahlah kenapa daritadi nggak bisa masuk ke Corel Draw.
Ketiga, saat aku sampai Radio Q di Jl. Kaliurang KM 7, sepi. Radio Q nggak kelihatan kayak studio radio. Ada di tengah perumahan, bukan di pinggir jalan besar. Memang ada papan nama Radio Q gede banget di jalan kecil tepat di pingir jalan raya besar, jalan yang mengarah ke Studio Radio Q, yang membuatku seenggaknya nggak salah alamat. Aku agak merasa aneh. Kok gerbangnya ditutup? Terkunci pula. Masuknya lewat mana? Aku pun bingung. Ternyata ada pemberitahuan di selembar kertas yang ngasih tau Radio Q udah pindah ke Jl. Monjalo 161. Oke, aku harus segera ke Radio Q di jalan yang tertera di kertas itu. Hari terakhir pengumpulan berkas, Coy! Walau langit mendung, aku nggak patah arang.
That's right! Hujan turun di tengah perjalananku ke Jl. Monjali 161. Nggak jadi masalah. Aku 'kan bawa jas hujan. Aku nyari Jl. Monjali 161 ibaratnya kayak meraba-raba gitu. Nggak begitu ngerti rute tepatnya. Samar-samar gitu. Akhirnya... ketemu juga Radio Q di Jl. Monjali 161.
Jalannya udah ketemu, tapi... di mana Radio Q? Aku nyari-nyari plangnya, nothing. Tepatnya belum ketemu. Bahkan aku sampai masuk ke jalan kecil gitu di pinggir Jl. Monjali 161. Kali aja Radio Q ada di perumahan. Ketemu juga tulisan Radio Q di sebuah gedung mirip ruko. Ada di pinggir jalan besar. Mana pintu masuknya? Kok sepi? Aku bingung lagi. Di tempat itu ada beberapa orang. Aku nanya ke salah satu dari mereka.
Mereka sama denganku! Mega, Nanda, Asep dan Ardi. Gedung di Jl. Monjali 161 hanya office. Gedung siarannya tetap di Jl. Kaliurang KM 7. Mereka juga udah nyampe di Jl. Kaliurang KM 7, sepi, ke Jl. Monjali 161. Aku pun bareng sama mereka ke Radio Q (di Jl. Kaliurang KM 7). Alhamdulillah... ada teman. Saat sampai di Gedung Studio Radio Q, kelihatan "hidup" karena ada orangnya. Saat aku lihat lantai 2, memang terlihat ada kehidupan.
Fiuuh... akhirnya.. berkas lamaran penyiarku masuk juga, tepat di hari terakhir pengumpulan berkas. Hujan masih deras. Aku nggak langsung pulang. Mega, Nanda, Asep dan Ardi juga nunggu hujan, seenggaknya agak redaan. Aku mencoba lebih mengenal mereka. Keempatnya kuliah di UMY Angkatan 2013. Ada yang dari Hubungan Internasional, ada yang dari.. dari.. Apa ya mereka bilang? Kayaknya satu fakultas (Fisipol) tapi beda prodi. UMY punya radio komunitas. Namanya Ikom Radio. Mereka, kecuali Nanda gabung di rakom itu. Frekuensinya sama kayak Rasida FM, 107.7.
Ngobrol basa-basi, setelah itu mereka "hanya" sibuk dengan sesama mereka sendiri. Waktu ngobrol, aku yang lebih banyak nanya. Feedback-nya jadi kurang gitu. Obrolan jadi tersendat-sendat.
Perjuangan nganterin berkas lamaran penyiar ke Radio Q ini semoga berbuah manis. Amiiin.
Jogja, 7 Maret 2015
Kedua, foto yang mau aku cetak, entah kenapa nggak bisa dimasukin ke Corel Draw buat dicetak. Si Bapak dan si Mas rental komputer bahkan sampai ganti komputer 4 kali demi nyetak fotoku itu. Di komputer ke-4, akhirnya fotoku berhasil dimasukin ke Corel Draw. Itu juga setelah fotoku di-copypaste ke dalam folder lain. Entahlah kenapa daritadi nggak bisa masuk ke Corel Draw.
Ketiga, saat aku sampai Radio Q di Jl. Kaliurang KM 7, sepi. Radio Q nggak kelihatan kayak studio radio. Ada di tengah perumahan, bukan di pinggir jalan besar. Memang ada papan nama Radio Q gede banget di jalan kecil tepat di pingir jalan raya besar, jalan yang mengarah ke Studio Radio Q, yang membuatku seenggaknya nggak salah alamat. Aku agak merasa aneh. Kok gerbangnya ditutup? Terkunci pula. Masuknya lewat mana? Aku pun bingung. Ternyata ada pemberitahuan di selembar kertas yang ngasih tau Radio Q udah pindah ke Jl. Monjalo 161. Oke, aku harus segera ke Radio Q di jalan yang tertera di kertas itu. Hari terakhir pengumpulan berkas, Coy! Walau langit mendung, aku nggak patah arang.
That's right! Hujan turun di tengah perjalananku ke Jl. Monjali 161. Nggak jadi masalah. Aku 'kan bawa jas hujan. Aku nyari Jl. Monjali 161 ibaratnya kayak meraba-raba gitu. Nggak begitu ngerti rute tepatnya. Samar-samar gitu. Akhirnya... ketemu juga Radio Q di Jl. Monjali 161.
Jalannya udah ketemu, tapi... di mana Radio Q? Aku nyari-nyari plangnya, nothing. Tepatnya belum ketemu. Bahkan aku sampai masuk ke jalan kecil gitu di pinggir Jl. Monjali 161. Kali aja Radio Q ada di perumahan. Ketemu juga tulisan Radio Q di sebuah gedung mirip ruko. Ada di pinggir jalan besar. Mana pintu masuknya? Kok sepi? Aku bingung lagi. Di tempat itu ada beberapa orang. Aku nanya ke salah satu dari mereka.
Mereka sama denganku! Mega, Nanda, Asep dan Ardi. Gedung di Jl. Monjali 161 hanya office. Gedung siarannya tetap di Jl. Kaliurang KM 7. Mereka juga udah nyampe di Jl. Kaliurang KM 7, sepi, ke Jl. Monjali 161. Aku pun bareng sama mereka ke Radio Q (di Jl. Kaliurang KM 7). Alhamdulillah... ada teman. Saat sampai di Gedung Studio Radio Q, kelihatan "hidup" karena ada orangnya. Saat aku lihat lantai 2, memang terlihat ada kehidupan.
Fiuuh... akhirnya.. berkas lamaran penyiarku masuk juga, tepat di hari terakhir pengumpulan berkas. Hujan masih deras. Aku nggak langsung pulang. Mega, Nanda, Asep dan Ardi juga nunggu hujan, seenggaknya agak redaan. Aku mencoba lebih mengenal mereka. Keempatnya kuliah di UMY Angkatan 2013. Ada yang dari Hubungan Internasional, ada yang dari.. dari.. Apa ya mereka bilang? Kayaknya satu fakultas (Fisipol) tapi beda prodi. UMY punya radio komunitas. Namanya Ikom Radio. Mereka, kecuali Nanda gabung di rakom itu. Frekuensinya sama kayak Rasida FM, 107.7.
Ngobrol basa-basi, setelah itu mereka "hanya" sibuk dengan sesama mereka sendiri. Waktu ngobrol, aku yang lebih banyak nanya. Feedback-nya jadi kurang gitu. Obrolan jadi tersendat-sendat.
Perjuangan nganterin berkas lamaran penyiar ke Radio Q ini semoga berbuah manis. Amiiin.
Jogja, 7 Maret 2015
Komentar
Posting Komentar