Langsung ke konten utama

FUN #1

Selamat malam. Apakabar di hari ke-15 bulan paling bontot ini? Kali ini, aku bakal bercerita tentang KKN. He he he... Lama ya, cerita edisi KKN nggak keluar. Edisi KKN #1, baru kenalan sama teman-teman KKN. Aku sempat menjanjikan akan bercerita tentang suka dan duka KKN. Nah, inilah saatnya aku memenuhi janji itu. Lebih baik langsung suka dan duka diceritakan atau pilih satu dulu ya? Hmm.. pilih sukanya dulu saja deh ya. Eh, btw setelah aku cek, ternyata aku sudah cerita edisi KKN #2. Hi hi hi... Saking lamanya, aku sampai lupa. Gomene minna. :$

Hal-hal menyenangkan saat KKN... hmm.. apa ya? Ada kok hal menyenangkan saat KKN yang hingga saat ini, detik ini, aku merindukannya. Saat makan bareng teman-teman KKN, berasa banget kebersamaannya. Saat makan, kami bisa bercanda, tertawa bareng, bahkan hingga nge'bully' salah satu dari kami (masih ingat Puput 'kan yang pernah aku ceritain di edisi KKN #1? :D). Kebersamaan banget saat makan itu. Masakan apapun, pasti kami melahapnya dengan senang hati. Makanan yang halal dan baik lho. Rasa bersyukurnya luar biasa.

Teman-teman cewek yang dapat bagian masak sekaligus belanja kebutuhannya pluuus.. mikirin menunya juga. Aku sangat berterimakasih kepada teman-teman yang mengerti bahwa aku nggak makan pedas karena pernah sakit gara-gara rasa yang satu ini. Bahkan, saat bikin menu yang pedas, teman-teman cewek sebagai koki, tetap membuatkan menu nggak pedas khusus untukku. So sweet 'kan? Aku sangat bersyukur dan berterimakasih karenanya.

Menu makan, baik itu pagi, siang, atau malam yang paling hits selama KKN adalah oseng-oseng.. hmm.. oseng-oseng apa ya namanya? Ah iya, kol. Oseng-oseng kol itu dikasih pewarna alami biar jadi kuning (entah kunyit atau apa, aku nggak paham). Rasanya, enak kok (thanks to Nopi sebagai penggagas oseng-oseng yang satu ini). Enak karena disantap dengan penuh rasa syukur dan kebersamaan yang hangaaat banget.

Selain oseng-oseng kol, nggak ketinggalan jamur. Biasanya dibikin crispy gitu. Kata Yanu, jamur goreng ini anggap saja sebagai ayam goreng. Ha ha ha... Tapi memang rasanya kayak usus ayam kok. Hampir mirip. Teman-teman cewek pernah lho kebingungan mau masak apa karena biasanya ya "itu-itu doang". Mau yang "wah", sayang dananya euy. 'Kan kebutuhannya nggak cuma makan. Masih ada program kerja yang musti dijalani dan itu butuh dana (pastinya). Kebingungan teman-teman cewek ini salah satunya karena harus masak yang nggak pedas dan bisa untuk semua. Aduuuh... serius aku terharu. Walau aku merasa nggak enak karena kebingungan itu salah satunya disebabkan olehku juga, tapi aku terharu banget karena teman-teman cewek masih peduli denganku. Mungkin jika aku nggak ada masalah dengan pedas, menunya bakalan lebih gampang karena yang penting pedas. Teman-teman 'kan memang nggak ada masalah dengan pedas. Cuma aku yang bermasalah dan aku sangat menghindarinya.

Jadi.. ya begitulah. Akhirnya masak itu lagi, itu lagi. Ha ha ha... Tetap asyik kok. Bosan dengan menu yang itu-itu saja pasti ada, tapi aku berusaha menghargainya. Teman-teman cewek sudah berusaha juga untuk memasak untuk kami. Bentuk penghargaanku, salah satunya dengan menyantap segera saat makanan sudah siap. Nggak perlu terlalu riweuh saat menyantapnya. Cukup dinikmati, menurutku itu salah satu bentuk penghargaan. ^ ^

Teman-teman cowok (aku juga), bukan berarti ungkang-ungkang. Kami, para cowok, dapat tugas mencuci piring dan perkakasnya. Sudah kesepakatan bersama ini. Nggak adil jika teman-teman cewek sudah masak, eh.. yang beberes juga mereka. Kesannya yang cowok bossy banget. Selain cuci-mencuci, cowok-cowok juga dapat piket nyapu halaman tiap pagi. Teman-teman cewek bagian nyapu dalam rumah. Selama KKN, kami berusaha untuk melakukan pekerjaan rumah tangga semacam ini dengan membaginya secara rata, kecuali cuci baju masing-masing ya. Hello... ini nyuci baju pribadi lho. Ha ha ha...

Hal-hal menyenangkan nggak cuma saat makan bersama dan pembagian tugas itu. Masih banyak hal menyenangkan yang bakal aku ceritain, tapi nanti. Kali ini cukup dulu ya. ;) Tunggu cerita edisi KKN #4 selanjutnya. ^ ^

Jogja, 15 Desember 2014

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato dari Net City, warnet yang a

BUKAN KELUARGA CEMARA

  Rasanya seperti nggak percaya aku ada dalam sebuah geng. Terkesan alay. Eits! Jangan ngejudge dulu, Gus. Nggak semua geng itu alay. Dan nggak semua geng itu hanya untuk remaja SMA demi eksistensi diri. Sebenarnya poin eksistensi dirinya sama sih. Aku, Mbak Iham, Mbak Dwi, Mbak Yatimah, dan Rina secara resmi, hari ini, Minggu, 4 Juni 2023 membentuk sebuah geng bernama Cemara. Berawal dari obrolan random dalam perjalanan menuju Pantai Goa Cemara, kami sempat membahas tentang Keluarga Cemara. Ada Abah, Emak, Euis, Ara, dan Agil. Apakah kami berlima merepresentasikan karakter-karakter karangan Arswendo Atmowiloto ini? Bukan. Hanya karena kami berlima dan pas lagi ngobrol tentang Keluarga Cemara, lahirlah Geng Cemara. Awalnya kami hanya janjian main. Kali pertama kami main ke Solo. Waktu itu Rina belum bergabung di klub ini. Kami hanya janjian main dan... selesai. Kami bikin grup chat dan mengalirlah rencana-rencana untuk main ke mana-mana. Kali ini kami main ke Pantai Goa Cemara. Ide yan