Langsung ke konten utama

Yakin Bisa, Pasti Bisa

Benar banget tuh. Kita bisa kalo kita yakin emang bisa. Aku bisa menjadi penyiar radio yang baik jika aku yakin bisa. Memang untuk menuju ke arah itu, dibutuhkan proses yang nggak instan. Harus terus berusaha, berlatih, berusaha, berlatih, berkali-kali. Yang penting itu, komitmen untuk istiqomah. Rutin. Latihan pernafasan diafragma, latihan power, artikulasi, senam wajah, humming, motor boat, semuanya harus rutin dilakukan tiap hari, bukan tiap kali ada kemauan. Malas? Harus dipaksakan! Sesuatu akan menjadi terbiasa jika kita membiasakannya. Begitu juga dengan latihan teknik vokal ini. Aku harus buang jauh-jauh rasa malas. Ingat, tujuan kita apa. Tujuanku latihan teknik vokal ini tentu untuk jadi penyiar radio yang baik, penyiar radio dengan suara bulat, yang pastinya pas siaran nggak terjadi human error. Aku juga harus ingat salah satu keinginanku, part time job sebagai penyiar radio, seperti Lukman Haswara. Aku harus ingat itu baik-baik.
"Jangan mencari kambing hitam, tapi cari apa masalahnya," kata Vedy Santoso, senior di Rasida yang kadang komennya begitu cetarrr di hati. Yup, bener banget apa kata Mas Vedy. Selama ini kalo nggak bisa ngelakuian sesuatu atau ada hal yang nggak sesuai dengan rencana, aku nyari kambing hitam. Aduh... ini pasti gara-gara aku... Karena ini nih...
Mulai sekarang harus ngubah mindset. Bukan mencari kambing hitam, mencari apa yang disalahkan, tapi nyari apa masalahnya. Suaraku sekarang masih nggak beda sama suara VO pas oprec. Apa masalahnya? Aku jarang latihan. Latihanku berkala, kala-kala iya, kala-kala nggak. Nah, ketemu kan apa masalahnya? Aku harus terus berlatih, berlatih, berlatih, dan berlatih. Pokoknya tiada hari tanpa latihan. Dan latihan ini bukan cuma sekarang aja pas suara masih belum kebentuk, tapi latihan lagi seterusnya. Bahkan penyiar radio yang suaranya udah bulat, udah bagus, tetep harus latihan. Ibarat pisau, setajam apapun pasti akan menjadi tumpul jika nggak diasah.
Ya, latihan terus dan ingat mimpi dan keinginanmu Gus. Yakin bisa, pasti bisa!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato dari Net City, warnet yang a

BUKAN KELUARGA CEMARA

  Rasanya seperti nggak percaya aku ada dalam sebuah geng. Terkesan alay. Eits! Jangan ngejudge dulu, Gus. Nggak semua geng itu alay. Dan nggak semua geng itu hanya untuk remaja SMA demi eksistensi diri. Sebenarnya poin eksistensi dirinya sama sih. Aku, Mbak Iham, Mbak Dwi, Mbak Yatimah, dan Rina secara resmi, hari ini, Minggu, 4 Juni 2023 membentuk sebuah geng bernama Cemara. Berawal dari obrolan random dalam perjalanan menuju Pantai Goa Cemara, kami sempat membahas tentang Keluarga Cemara. Ada Abah, Emak, Euis, Ara, dan Agil. Apakah kami berlima merepresentasikan karakter-karakter karangan Arswendo Atmowiloto ini? Bukan. Hanya karena kami berlima dan pas lagi ngobrol tentang Keluarga Cemara, lahirlah Geng Cemara. Awalnya kami hanya janjian main. Kali pertama kami main ke Solo. Waktu itu Rina belum bergabung di klub ini. Kami hanya janjian main dan... selesai. Kami bikin grup chat dan mengalirlah rencana-rencana untuk main ke mana-mana. Kali ini kami main ke Pantai Goa Cemara. Ide yan