Langsung ke konten utama
Rempong amat yak ngerjain tugas Periklanan. Beneran rempong banget. Kemarin-kemarin pas harinya masih panjang, nggak ada satu pun dari kelompokku, termasuk aku sendiri, yang ngoprak-oprak buat bikin. Sekarang, dengan waktu yang tersisa 3 hari, mau ngerjain aja rempooong banget.

Mas Majid, udah tau tugas Periklanan belum kelar, eh... dia pulang kampung. Aku juga ada rencana pulang kampung weekend ini, dan aku batalin demi tugas Periklanan. Mba Nur juga sama rempongnya. Pemikiranku dan pemikiran Mba Nur nggak sejalan. Dia maunya begitu, aku maunya begini. Hadeuuuh... Kemarin Mba Nur bilang, shoot-nya itu dari awal dosen pengawas masuk, ngebagiin kertas, dan mulailah ujian. Sementara aku, shoot-nya langsung aja saat ngerjain ujian. Simpel kan? Menurutku sih iya. Randy, kelihatannya dia bersikap masa bodoh atau lebih ke cuek kali ya. Dia terlihat santai-santai aja dengan tugas yang belum dikerjain ini. Adi, ah... tuh orang rada gaje. Rada susah dihubungin nomer hapenya. SMS-ku lamaaa banget balesnya. Mba Mutia, untuk sekarang ini sih dia oke-oke aja. SMS-ku dikonfirm, dia oke dengan jamnya.
Take yang seharusnya jam 8, molor jadi jam 1. Bukan molor sih, tapi diundur. Orang-orangnya gaje sih. Aku maunya tetep jam 8, sementara yang lain, ada yang ngikut aja, terserah waktunya, ada juga yang keukeuh take siang. Salah satunya Mba Nur. Dia nggak mau sia-sia dateng ke lokasi take kalo orang-orangnya malah nggak dateng. Dia paling males banget kalo udah make kostum buat take, dan nggak jadi take. Katanya, hari ini dia nggak ada motor buat ke lokasi take di kampus. Entah nanti jam 1 siang dia mau ke lokasi take naik apa.
Lokasi take-nya di kampus, tapi kampus sekarang terkunci. Cuti bersama menjelang Natal kali ya? Trus tugas Periklanan nanti gimana? Aku ada firasat, bakal ada perubahan lagi nih.
Sebenernya ya, peralatan yang seadanya bukan halangan untuk ngerjain tugas ini. Emang sih lebih bagus pake kamera DSLR. Aku bisa aja pinjem ke Mba Zulva, tapi aku rada gimanaaa gitu minjem ke Mba Zulva. Pertama, aku dan Mba Zulva bisa dibilang nggak akrab. Kedua, aku takut kalo kamera DSLR-nya nanti kenapa-napa. Yang jadi kameraman nanti kan bukan aku. Kalo salah mencet, wah... bisa berabe. Pake kamera digital sebenernya nggak apa juga. Yang penting berkarya. Berkarya lewat tugas ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato dari Net City, warnet yang a

BUKAN KELUARGA CEMARA

  Rasanya seperti nggak percaya aku ada dalam sebuah geng. Terkesan alay. Eits! Jangan ngejudge dulu, Gus. Nggak semua geng itu alay. Dan nggak semua geng itu hanya untuk remaja SMA demi eksistensi diri. Sebenarnya poin eksistensi dirinya sama sih. Aku, Mbak Iham, Mbak Dwi, Mbak Yatimah, dan Rina secara resmi, hari ini, Minggu, 4 Juni 2023 membentuk sebuah geng bernama Cemara. Berawal dari obrolan random dalam perjalanan menuju Pantai Goa Cemara, kami sempat membahas tentang Keluarga Cemara. Ada Abah, Emak, Euis, Ara, dan Agil. Apakah kami berlima merepresentasikan karakter-karakter karangan Arswendo Atmowiloto ini? Bukan. Hanya karena kami berlima dan pas lagi ngobrol tentang Keluarga Cemara, lahirlah Geng Cemara. Awalnya kami hanya janjian main. Kali pertama kami main ke Solo. Waktu itu Rina belum bergabung di klub ini. Kami hanya janjian main dan... selesai. Kami bikin grup chat dan mengalirlah rencana-rencana untuk main ke mana-mana. Kali ini kami main ke Pantai Goa Cemara. Ide yan