Langsung ke konten utama

Gado-gado Cerita Pertama

"Mulai sekarang, kamu harus terbiasa nulis dengan nyiapin judul lebih dulu biar kamu nggak lemot bikin judul," kata Vita saat kelas Pengantar Jurnalistik.
Haduuuh... kata "lemot"-nya itu yang bikin aku gimanaaa gitu. Nulis tapi bikin judul dulu? Aku terbiasa nulis ya langsung nulis aja. Judul belakangan. Trus aku jadi kepikiran, skripsi itu kan harus judul dulu baru isi. Apa kata-kata Vita harus aku iyain? Haduuuh... kayaknya nulis karya ilmiah dengan nulis cerpen, bedalah. Ya emang beda, Gus. Nulis cerpen, judul boleh belakangan. Bikin skripsi, judul harus duluan di ACC sama pembimbing dan kawan-kawannya.
"Cepat atau lambat kamu bakal ngalamin juga kok, Gus," kata Mas Vedy saat aku main ke Rasida.
Ya, cepat atau lambat aku pasti bakal ngalamin yang namanya bikin skripsi. Sekarang aku Semester 3. Bentar lagi Semester 4. Trus 5, 6. Semester 7 bikin skripsi. Moga aku diberi kemudahan ketika bikin skripsi besok. Amiiin. :)

Ngomongin skripsi, aku jadi inget Badrun, temanku dari UMS a.k.a Universitas Muhammadiyah Solo. Kita sama Semester 3 dan dia udah nyiapin judul skripsi sejak sekarang. Wow! Jujur aku iri. Aku aja belum ada bayangan skripsiku mau gimana besok. Yakinlah akan ada kemudahan besok. Ya, aku yakin itu.
Kayaknya waktu itu cepet banget ya jalannya. Perasaan baru kemarin aku jadi mahasiswa unyu-unyu, eh... sekarang udah ada yang ngegantiin posisi unyu-unyu itu. Selama setahun ini, apa sih yang aku hasilin? Cerpen masuk antologi, jadi penyiar di Rasida, trus apa lagi ya? Banyak keinginanku di tahun 2012 dan belum semuanya terealisasikan. Nah... keinginanku pengen part time jadi penyiar radio dan nerbitin novel dan kumcer.
"Zaman sekarang masih ada ya orang yang pengen jadi penyiar," kata Adam, mahasiswa MD 2011.
Hello... walau ini zaman multimedia (dia bilang kayak gitu), radio nggak bakal lekang oleh waktu. Jujur, aku nyesek pas denger omongannya itu. Lemes banget mulutnya ya? Kayaknya ngeremehin banget sama yang namanya penyiar radio.
Hari ini aku presentasi Komunikasi Organisasi bareng Ima, Mardha. Minus Drivan. Harusnya dia ikutan, tapi dia nggak dateng. Katanya ada acara lain yang bikin dia nggak bisa kuliah. Apa bener? Only God and him to know. Presentasi nggak berjalan lancar menurutku. Aku masih belum menguasai materi. Jadi apa yang aku jelasin rada gaje gitu. Trus Pak Nanang bilang, template power point yang kelompokku gunain, feminin banget. Trus? Masalah ya? Mau feminin, mau maskulin, menurutku itu nggak masalah hanya untuk sebuah template. Aku sengaja bikin template kayak gitu (yang kata Pak Nanang feminin) biar seger aja lihatnya. Bosen kan lihat presentasi yang slide-nya standar banget? Itu termasuk seni lho. Art... art... Ngerti seni nggak sih? Udah Gus nggak usah marah-marah. Ha ha ha...
Pak Nanang bilang, aku ada bakat jadi presenter (amiiin), suara Ima lembut cetarrr membahana, dan Mardha bisa bikin suasanana jadi seger. Itu komen Pak Nanang abis kelompokku presentasi. Hmmm... gitu ya Pak?
Aku baru beli botol minuman (lagi). Moga kali ini nggak bocor (lagi). Amiiin. Menderita banget ke kampus nggak bawa minum. Laper jadi berasa banget. Kalo bawa minum, aku nggak perlu jajan. Gara-gara aku nggak bawa minum, jadinya jajan deh. Nggak puas. Pengen beli air mineral biasa, eh... nggak ada. Ya udah beli sirup aja. Seger tapi nggak seseger air putih.
Hari ini adalah hari terakhir mata kuliah Pengantar Jurnalistik. Pak Hamdan super sekali ya. Padahal kalo mau jujur, kelasku tuh kelas yang paling ketinggalan. Seharusnya hari ini bukan kelas terakhir. Masih ada beberapa kelas lagi di minggu-minggu depan. Ngomongin minggu depan, katanya sih "Hari Tenang'", libur menjelang UAS gitu deh. Apa? UAS? Kok cepet banget ya? Itulah. Waktu emang lari pake marathon. Harus bisa me-manage waktu sebaik mungkin.
Ini ceritaku hari ini. Pengen rutin curcol, curhat di blog. Tunggu ceritaku selanjutnya ya. :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato dari Net City, warnet yang a

BUKAN KELUARGA CEMARA

  Rasanya seperti nggak percaya aku ada dalam sebuah geng. Terkesan alay. Eits! Jangan ngejudge dulu, Gus. Nggak semua geng itu alay. Dan nggak semua geng itu hanya untuk remaja SMA demi eksistensi diri. Sebenarnya poin eksistensi dirinya sama sih. Aku, Mbak Iham, Mbak Dwi, Mbak Yatimah, dan Rina secara resmi, hari ini, Minggu, 4 Juni 2023 membentuk sebuah geng bernama Cemara. Berawal dari obrolan random dalam perjalanan menuju Pantai Goa Cemara, kami sempat membahas tentang Keluarga Cemara. Ada Abah, Emak, Euis, Ara, dan Agil. Apakah kami berlima merepresentasikan karakter-karakter karangan Arswendo Atmowiloto ini? Bukan. Hanya karena kami berlima dan pas lagi ngobrol tentang Keluarga Cemara, lahirlah Geng Cemara. Awalnya kami hanya janjian main. Kali pertama kami main ke Solo. Waktu itu Rina belum bergabung di klub ini. Kami hanya janjian main dan... selesai. Kami bikin grup chat dan mengalirlah rencana-rencana untuk main ke mana-mana. Kali ini kami main ke Pantai Goa Cemara. Ide yan