Langsung ke konten utama

Akan Indah Nantinya

Nggak jadi pulang hari Minggu besok. Harus ngerjain tugas Periklanan. Bukan ngerjain sih tapi kumpul buat ngebahas. Kenapa sih pake ribet segala? Nggak usah ribet-ribet. Simpel aja. Kata Mba Nur, butuh jam dinding, penggaris, katanya biar dramatis. Natural ajalah. Nggak usah neko-neko. Kita kan udah pernah yang namanya ngerasain ujian, ya kayak gitu aja yang dilakuin. Tapi kok ya mikirnya rempong amat?
Begitulah kerja kelompok. Banyak banget pertimbangan. Harus begini, harus begitu, aksinya belakangan. Iya kalo aksinya tanggap, nggak kelamaan. Tapi kalo kebanyakan ngebahas, aksinya nggak jadi-jadi ya percuma. Sekarang seharusnya take. Pendek ajalah. Simpel nggak perlu neko-neko. Abis itu di-edit. Selesai. Tinggal presentasi Kamis besok. Akhirnya ditunda, take jadinya Senin. Minggu kumpul buat ngebahas. Haduuuh... rencanaku buat pulang gagal total.

Dipikir-pikir emang selalu gitu sih tiap aku mau pulang. Pasti adaaa aja halangannya. Lagian kalo mau jujur, sekarang tuh bukan waktu yang tepat buat pulang. Masih ada tugas-tugas di Jogja. Salah satunya Rasida. Aku nggak mau ngelewatin satu pun momen bareng Rasida, semisal latihan vokal. Beneran, asli ini asyik banget. Semuanya saling berbagi tawa. Aku nyaman banget disini. Dan emang passion-ku ada di radio.
Dibanding JCM, aku lebih nyaman di Rasida. Kalo suruh milih, aku pengen keduanya bisa balance, tapi kalo harus milih salah satu, aku milih Rasida. Duabelas bulan aku menunggu kesempatan untuk bergabung di Rasida. Akhirnya alkhamdulillah sekarang aku bisa gabung.
Tadi pagi sih aku udah berharap banget bisa pulang Minggu pagi besok. Malah sempet kepikiran, setelah kuliah Fiqh Dakwah, aku mau pulang. Haduuuh... Ya udah deh nggak apa-apa.
"Aku tuh belum bisa me-manage uang. Tiap kali punya uang, pasti gatel pengen beli buku," kata Ahmad.
Super banget si Ahmad. Aku kira buat keperluan sehari-hari. Eh, ternyata buat beli buku. Patut dicontoh tuh. Aku juga pengennya gitu, tapi aku kan nggak ada istilah uang bulanan. Uang abis, ya udah. Pengen banget part time, tapi belum nemuin. Pengen banget part time jadi penyiar radio. Sekarang nggak jadi pulang, beras abis, harus bikin strategi penghematan super nih.
Beli beras disini nggak ya? Kalo nggak, nggak mungkin banget bisa hemat. Misalkan aja tiap kali makan Rp 6000 x 3. Berapa itu? Kalo masak nasi, Rp 6000 bisa buat seharian. Emang lebih hemat kalo masak sendiri. Beli beras, nanti keuangan bakal tipis. Sekarang aja udah tipis. Fiuhhh... harus bikin strategi biar tetep stay dengan hemat disini. Ayo hemat Gus, hemat...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato dari Net City, warnet yang a

BUKAN KELUARGA CEMARA

  Rasanya seperti nggak percaya aku ada dalam sebuah geng. Terkesan alay. Eits! Jangan ngejudge dulu, Gus. Nggak semua geng itu alay. Dan nggak semua geng itu hanya untuk remaja SMA demi eksistensi diri. Sebenarnya poin eksistensi dirinya sama sih. Aku, Mbak Iham, Mbak Dwi, Mbak Yatimah, dan Rina secara resmi, hari ini, Minggu, 4 Juni 2023 membentuk sebuah geng bernama Cemara. Berawal dari obrolan random dalam perjalanan menuju Pantai Goa Cemara, kami sempat membahas tentang Keluarga Cemara. Ada Abah, Emak, Euis, Ara, dan Agil. Apakah kami berlima merepresentasikan karakter-karakter karangan Arswendo Atmowiloto ini? Bukan. Hanya karena kami berlima dan pas lagi ngobrol tentang Keluarga Cemara, lahirlah Geng Cemara. Awalnya kami hanya janjian main. Kali pertama kami main ke Solo. Waktu itu Rina belum bergabung di klub ini. Kami hanya janjian main dan... selesai. Kami bikin grup chat dan mengalirlah rencana-rencana untuk main ke mana-mana. Kali ini kami main ke Pantai Goa Cemara. Ide yan