Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2016

INISIATIF

#Day_16 Mem ulai duluan itu jarang ada yang mau. Kebanyakan nunggu yang lain dulu baru memulai. Yah.. hanya sekedar ikut-ikutan, enggak berinisiatif duluan. Hmm.. e nggak bisa digeneralisir juga, karena masih ada kok orang yang selalu punya inisiatif . Ada juga tipikal yang seharusnya inisiatif tapi lagi-lagi enggak mau memulai dulu, tapi pakai ‘pancingan’ biar ada orang lain yang memulai, barulah tipe ini akan menunjukkan ke-inisiatif-annya. Biar orang-orang enggak melihatnya sebagai yang pertama, karena kadang jadi yang pertama itu justru dihindari. Pertama bertanya, pertama datang saat janjian, pertama masuk kelas dan memilih bangku di depan dll, dll. Pertama bertanya saat ada diskusi kelas, jarang banget ada yang serentak jadi yang pertama dan membingungkan si penerima pertanyaan karena harus memilih satu diantara yang banyak. Pertanyaan pertama keluar biasanya setelah orang-orang mulai berbisik-bisik, bilang ‘kamu dulu-kamu dulu’ yang akhirnya bikin greget . ...

PRIORITAS

#Day_15   Mana yang akan didahulukan? Sesuatu yang lebih penting, jelas. Kadang ada juga lebih menomorsatukan yang sebenarnya enggak penting. Penting dan enggak penting versi siapa? Diri-sendiri atau orang lain? Pakai logika dan hati biar lebih ‘ngeh’ penting dan enggak penting versi siapa. Versi gue? Versi teman-teman gue?   Pilihan selalu ada, enggak cuma di lembar soal ujian. Pilihan itu kadang… rasanya sulit. Harus pilih yang mana? Lebih sulit lagi kalau pilihan-pilihan itu enggak ada yang dihilangkan, tapi harus dilakukan berdasarkan tingkat kepentinngannya, mana yang pertama, kedua, ketiga… Antara prioritas dan keinginan memang berdampingan. Jelas-jelas paham mana yang pertama, tapi karena enggak sesuai keinginan akhirnya memilih yang seharusnya bisa dilakukan nanti. Beberapa hal memang bisa membuat kita terlena dan mengaburkan antara prioritas dan keinginan. Enggak ada salahnya menahan dulu keinginan dan menunaikan prioritas, daripada memilih pilihan ...

MOMEN

#Day_14 Setiap orang punya momen luar biasa dalam hidupnya. Senang, bahagia, semua hal yang menyenangkan akan terukir menjadi momen yang indah untuk dikenang. Setiap hal pasti ada momentum yang tepat untuk dilakukan, termasuk untuk menyatukan yang lama berpisah karena kesibukan. Ramadhan, salah satunya, jadi momen yang sangat dinantikan untuk menyatukan ikatan yang mulai longgar. Buka puasa bersama di sini.. di sana.. bersama dengan ini.. dengan itu.. Terlalu bersemangat sampai ada yang sengaja mengakhirkan maghrib, karena terlalu asyik ngalor-ngidul, bahkan   ada juga yang justru melewatkannya begitu saja.   Momen yang tepat di saat yang tepat, memang bisa menyatukan yang sudah lama berpisah. Masing-masing meluangkan waktu demi memenuhi ajakan untuk berkumpul bersama. Selain waktu seperti ini, sepertinya susah buat sekedar ngumpul ber-haha-hihi seperti anak kecil tanpa beban. Memang harus ada momen tepat yang menyatukan, tapi jangan sampai ‘terjebak’ karena t...

REAL YOU

#Day_13 Benarkah seseorang akan ketahuan seperti apa sifat sebenarnya setelah berurusan dengan uang? Bisa jadi. Uang kadang membutakan segalanya. Uang bikin orang mabuk-kepayang, saling sikut bahkan dengan saudara sendiri. Sudah banyak cerita tentang seseorang membunuh karena uang. Seseorang menghilangkan nyawa ‘hanya’ karena hal sepele. Na'udzubillah ... Uang itu memang racun, berapapun besarnya nominal. Pernah mendengar seseorang membunuh karena uang receh? Hanya seharga sebatang rokok? Dunia memang sudah keblinger . Kemanusiaan bisa dihargai dengan nominal uang. Hati-hati dengan jerat manis uang yang berduri dibaliknya. Semakin tinggi status sosial seseorang, semakin manis jerat yang siap menyerang. Coba bayangkan jika kau diserang oleh sesuatu yang justru me mbuatmu ter lena? Apa kau tetap waspada? Atau justru terhanyut? Maling-maling yang main ‘cantik’ di kursi pemerintahan bukankah dulu, saat menjadi mahasiswa, atau bahkan sesaat sebelum terjerat manisnya u...

FOLLOW

#Day_12 Pertemanan bisa berubah hanya karena follow-unfollow . Katanya teman, kok enggak follow balik sih? Follow/ unfollow itu pilihan. Selektif biar enggak cuma jadi spam. Ada satu pilihan lagi, block . Nah.. ini yang susah. Perkara follow dan unfollow bisa dibilang masih lebih gampang, tapi soal nge- block , ini yang susah, kecuali kalau benar-benar benci dengan sesuatu yang pantas di- block . Biar hidup enggak berasa flat, mengutip jargon salah satu iklan keripik kentang, ‘ life is never flat ’, perlu follow yang bikin hidup makin asyik. Follow, unfollow, block buat kehidupan nyata tentu perlu banget. Bayangkan kalau enggak selektif, asal follow , wah.. bisa-bisa berantakan.   Follow yang bikin hidup enggak cuma asyik, tapi juga berkah. Unfollow hal-hal enggak penting dan block hal-hal yang sangat bertentangan dengan tuntunan Sang Semesta. Follow, unfollow, block buat media sosial, gampang. Just one click and done ! Realistisnya sama gampang enggak?...