Langsung ke konten utama

Postingan

RUMAH BARU

Nyaman sih di rumah yang lama tapi karena aturannya harus pindah maka kami pun berbesar hati meninggalkan banyak sekali cerita. Mencoba membuka lagi memori. Awal 2023 adalah chapter pertama aku dan teman-teman Radio Widoro pindah studio ke Teras Malioboro 2 Jl. Mataram. Sebelumnya kami bersiaran di Kompleks Parkir Abu Bakar Ali. Sekitar dua atau tiga tahun kami mengudara di sini dengan nano-nano rasanya. Ada manis, asem, juga asin. Parkir di lantai tiga. Naik-turun tangga. Bayar 3K, khusus weekend dan masa liburan jadi 5K. Riuhnya Parkir Abu Ali terutama weekend. Bahkan sholat maghrib pun harus antri karena saking penuhnya. Aku mengalami sakit di kaki, you knowlah ~ juga saat siaran di sini. Bayangin naik tangga menuju lantai tiga dengan kondisi kaki sakit. Kalo bukan karena passion mungkin aku nggak semenyala itu. Pindahlah kami ke studio baru. Lebih nyaman, lebih luas. Bahkan terluas di antara studio siaran yang pernah kami tempati. Bagiku, studio di Teras Malioboro 2 sisi timur i...
Postingan terbaru

DI BELAKANG (ADA) ANGKA DUA

Bisa dibilang aku mampir ke sini cuma di momen seperti hari ini. 16 Agustus. Ada momen spesial apa sih di 16 Agustus? Kata Sal Priadi, "...serta mulia, panjang umurnya." Hari lahir. Tahun ini aku melewati hari lahir ke-32. Wow! Ti-ga pu-luh du-a. Sama-sama di belakang ada angka dua tapi beda rasanya ya waktu hari lahir ke-22 dan hari ini. Waktu 22 tahun aku nggak merasa ada tekanan. Kayak berlalu gitu aja. Aku ingat hari lahir ke-22-ku terjadi setahun setelah KKN di Kulonprogo. Pengingatnya adalah waktu KKN aku pernah ditanya ulang tahun ke berapa. Aku jawab, "Bioskop." Twenty one alias 21. Apakah hari lahir kali ini aku merasa tertekan? Ada rasa yang membuatku khawatir tapi let it flow aja. Nggak mau jadi overthinking . Apa yang terjadi nantinya ya dihadapi dengan riang gembira lengkap dengan gedebak-gedebuk nya. Masa ulang tahun nggak ada apa-apa? Nggak mengharapkan juga sih. Nggak mengharuskan juga tapi kalo ada ya aku nikmati dan berterima kasih. Kode banget ni...

TEMAN DAN KENANGAN

Namanya juga pertemuan pasti akan ada perpisahan. Klise banget nggak sih? Ya iya emang begitu. Kayak lagunya JKT48, "Harta yang penting baru terlihat setelah ia pergi menghilang." Perpisahan kali ini nggak yang sedalam itu tapi aku merasa ada sisi kehilangannya juga. Teman-temanku yang dengar ini mungkin akan bilang cieee... cieee... tapi wajar sih ada rasa kehilangan karena bagaimana pun juga kami pernah melewati cerita bersama. Bukan, bukan cerita cinta. Ini adalah cerita tentang pertemanan yang mungkin nggak sespesial Indomie Goreng pakai telur di Warmindo. Kurang lebih hampir setahun kami bersiaran di tempat yang sama. Partner siaran walau cuma dua-tiga kali kami siaran bareng. Itu pun karena training. Bukan memandu program bersama. Sekarang tahu-tahu bilang 'sampai ketemu lagi'. Ini pilihan yang diambil. Aku masih tetap di sini dengan kenangan-kenangan tentangnya. Aku tahu nantinya momen berpisah ini juga akan aku rasakan dengan yang lainnya. Entah aku yang mengu...

WAKTU DAN PERJALANAN

Waktu terus berjalan. Nggak melambat atau bertambah cepat. Waktu terus berputar dan semakin jauh perjalanan yang kita lakukan. Tanpa sadar sudah berada di tahun sekian. Seolah waktu berjalan dengan begitu cepatnya. Mengingat kembali perjalanan yang lalu-lalu membuatku merasa nano-nano . Bukan karena bersedih tapi ada rasa kangen di tahun-tahun itu. Dulu dan sekarang nggak akan sama. Masing-masing punya cerita. Bagiku dulu ya dulu dengan segudang ceritanya. Sekarang ya sekarang lengkap dengan ceritanya juga. Aku nggak merasa masa ini lebih baik dibanding masa yang lain. Semua perjalanan waktu ada indah-indahnya untuk diceritakan lagi hari ini. Tahun ini aku akan... yah... pasti ada perubahan. Pasti ada cerita. Semoga be nice to me . Aku ingin cerita yang baik-baik. Semoga tetap didekatkan dengan kebaikan. Ada satu hal yang aku... entah khawatir atau apa tentang waktu yang terus berjalan maju. Perubahan. Nggak semua perubahan aku mengkhawatirkannya. Hanya saja... Apa aku siap dengan peru...

MENJADI KEPOMPONG

Nggak melihat dunia luar sekian hari. Nggak bersentuhan dengan gadget. Aku merasakannya dengan sabar iya. Ada nggak sabar-sabarnya juga tapi dikuat-kuatkan hati. Kalo cuma nggak sabar mungkin malah jadi makin lama proses yang aku jalani. Berasa kayak kepompong. Ulat menjadi kepompong untuk bermetamorfosis menjadi kupu-kupu. Aku menjadi "kempompong" untuk apa? Untuk jadi orang yang lebih baik lagi. Menjadi versi terbaik diriku yang aku bisa. Klise ya? Nggak. Semua ini dimulai suatu siang, sehari sebelum Lebaran. Beberapa hari sebelumnya aku udah merasa not feeling well. Buat makan bahkan minum ada rasa pahit-pahitnya. Tipis tapi aku tahu sedang nggak baik-baik saja. Siang itu aku ngerasa lemaaas... banget. Benar-benar beda banget kondisi badannya. Perpaduan demam sepertinya. Aku merasa pusing tapi bukan sakit kepala yang bikin nyut-nyutan, rasanya enek gimana, sangat-sangat nggak enak. Aku masih tetap puasa waktu itu. Nggak ada niatan ngebatalin. Sekitar jam 2 siang aku masih...

(MERASA) TERJEBAK

Ada orang yang merasa terjebak dengan pilihannya sendiri. Ada juga yang merasa terjebak dengan dirinya sendiri yang sudah diciptakan Tuhan dengan versi terbaik. Kenapa merasa terjebak? Merasa nggak yakin mungkin. Padahal kalo dilakuin sebaik mungkin nggak bakal ada perasaan sia-sia dan sejenisnya. Emang sih kadang susah menerima sesuatu yang bisa jadi nggak ada masalah dengan diri kita. Perkara karena nggak yakin jadinya malah merasa yang dilakuin nggak maksimal. Makanya harus merasa 100% dengan apa yang lagi dilakuin. Satu hal yang mungkin nggak segampang itu dilakuin. Apalagi kalo belum apa-apa udah minder duluan gara-gara pikiran sendiri/omongan orang. Kadang ada omongan orang mengubah apa yang kita yakini 'kan? Kayak jadi goyah dan nggak yakin. Walau omongan orang nggak ada salahnya juga kita dengerin tapi nggak melulu 'kan? Kalo tiap omongan orang kita perhatiin kayaknya bakal susah majunya. Ada porsinya sendiri. Yuk semangat menjalani apa pun yang terbaik untuk kita. Semo...

MENGENANG WAKTU

Jejak digital! Hei! Bukan kok. Bukan jejak digital yang merusak reputasi tapi aku baruuu... baca ceritaku di sini pas awal-awal punya blog. Aku lupa sih kali pertama bikin blog di tahun aku cerita itu apa bukan. Terposting cerita di 2012. Ceritaku paling awal. Wah... bisa nostalgia nih. Beberapa cerita aku baca. Aku masih ingat banget momennya. Daaan... aku sekarang menilai waktu itu aku julid ya. Wkwkwk. Ceritanya nggak pakai filter dan berasa banget julidnya. Oh iya di era itu 'kan aku tanpa tedeng aling-aling pas cerita virtual alias di blog dan terutama Twitter. Facebook iya juga tapi eranya sudah lewat setahun atau dua tahun sebelumnya. Kok bisa ya aku sejulid itu? Tanpa penghalusan makna pula. Ternyata setelah aku baca ceritaku di tahun itu, aku jadi merasa ada perubahan dalam diriku. Tiap orang pasti berubah. Sekarang aku menilai diriku sendiri lebih wise. Nggak meledak-ledak, lebih menjaga perasaan. Waktu era ceritaku yang julid vibes itu aku lupa rasanya. Apa ada menjaga p...