Sepanjang aku bisa mengingat, pertama kali dapat undangan pesta pernikahan a.k.a kondangan waktu SMP. Anak tetangga yang menikah waktu itu. Walau enggak seumuran tapi aku dan dia bisa dibilang teman main walau enggak lama. Rasanya deg-degan waktu diundang ke kondangan pertama kali. Aku? Diundang ke nikahan seseorang? Apa artinya aku sudah gede? Begitu yang aku pikirkan kala itu. Undangan kedua dan selanjutnya tentu enggak semendebarkan itu. Mulai dari undangan kondangan teman sekelas di SMA, teman kuliah satu angkatan, teman kuliah lintas angkatan, teman dari komunitas, teman dari ini... itu... hingga sampailah aku di titik memenuhi undangan ini sendirian. Bukannya aku enggak ingin pergi bersama tapi waktunya enggak pas. Si A enggak bisa, si B enggak bisa juga, si C masih abu-abu. Akhirnya aku (memberanikan diri) datang ke kondangan sendirian. Aku tetap menikmati. Bukan berarti aku tersiksa menjalaninya. Aku tahu pasti ada pikiran yang berkomentar ini dan itu. Aku enggak bisa mencegah ...
Aku, Kamu, dan Cerita