Langsung ke konten utama

SAHABAT

Masih ingat enggak, dulu sebelum kita mengenal cinta sama lawan jenis, kita bisa bebas sahabatan sama cewek, sama cowok, enggak masalah. Eh, tapi dulu justru enggak ada ding persahabatan antara cowok dan cewek. Bukan enggak ada, tapi jarang. Justru waktu masih belum mengenal cinta sama lawan jenis, kalo ada sahabatan cowok sama cewek, enggak jarang langsung di-bully. Kok temenan sama cewek? Pasti ada yang pernah ngalamin ini 'kan? Kalo ada cowok (yang belum kenal cinta sama lawan jenis) sahabatan sama cewek, justru teman mainnya kebanyakan sama cewek.
Persahabatan antara cowok dan cewek bisa enggak? Ada yang menjawab bisa. Ada yang menjawab enggak. Kalo bisa, pasti enggak sedikit juga yang mengira mereka adalah pasangan. Asyik juga punya sahabat cewek (tentunya buat yang udah mengenal cinta sama lawan jenis) atau sebaliknya, ada asyiknya juga punya sahabat cowok (tentu ini dari sudut pandang cewek ya). Khususnya buat yang masih belum punya pasangan. Mau nonton, mau ke tempat ini, tempat itu, ada yang nemenin. Pastilah, sebagian besar yang melihat persahabatan cowok dan cewek ini menyangka mereka adalah pasangan. Enggak berasa ngenes-ngenes banget kalo makan berdua, cowok-cewek. Enggak berasa jomblo.
Buat yang bilang enggak bisa sahabatan sama cewek karena pasti nanti ada benih cinta, ya.. bisa jadi. Selalu ada kemungkinan. Apalagi yang ke mana-mana selalu berdua. Curhat ini, cerita itu, bareng-bareng terus. Lama-lama jadi nyaman. Benih cinta pasti ada, tapi bisa jadi justru rasa yang membingungkan. Apa ini cinta? Atau hanya sekedar nyaman? Mengutip satu dialog di film Pengabdi Setan karya Joko Anwar, cowok dan cewek yang bersahabat terlalu dekat justru enggak bisa jadi pasangan (aku lupa dialog persisnya kayak gimana, tapi kurang lebih maksudnya begitu). Dekatlah saat menjadi pasangan. Kalo masih belum ada ikrar cinta, sebaiknya jangan terlalu dekat. Biar nanti enggak bingung membedakan rasa cinta atau justru rasa nyaman. Beda-beda tipis.
Bukan enggak mungkin kok cowok dan cewek bersahabat, tapi harus sadar posisi kalo masing-masing udah punya pasangan. Pergi berdua, sebaiknya jangan. Hargai perasaan pasangan masing-masing. Ya.. enggak ngelakuin ini-itu, just hangout, tapi kalo masing-masing udah punya pasangan, harus tau porsinya. Daripada hangout cuma berdua, kenapa enggak hangout bareng sama pasangan masing-masing? Seru 'kan kalo pacar sahabat cowok bisa akrab sama pacar sahabat cewek, begitu juga sebaliknya. Wah.. ngebayanginnya berasa ada manis-manisnya. Cowok-cowok seru ngebahas bola. Cewek-cewek heboh ngebahas make up. Sweet 'kan?
Masih sebatas masa penjajakan aja sebaiknya jangan pergi berdua, apalagi kalo masing-masing udah punya pasangan sah dan halal, lebih-lebih lagi sebaiknya jangan pergi berdua. Persahabatan cowok dan cewek memang bukan enggak mungkin, tapi harus sadar posisi dan bijak membagi porsi khususnya buat yang masing-masing udah punya pasangan.
Enggak mau 'kan dianggap perebut pacar, perebut suami, perebut istri orang? Rasanya pasti sakit. Main tikung aja. Ya kali jalanan.
Jogja, 07.11.2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato dari Net City, warnet yang a

BUKAN KELUARGA CEMARA

  Rasanya seperti nggak percaya aku ada dalam sebuah geng. Terkesan alay. Eits! Jangan ngejudge dulu, Gus. Nggak semua geng itu alay. Dan nggak semua geng itu hanya untuk remaja SMA demi eksistensi diri. Sebenarnya poin eksistensi dirinya sama sih. Aku, Mbak Iham, Mbak Dwi, Mbak Yatimah, dan Rina secara resmi, hari ini, Minggu, 4 Juni 2023 membentuk sebuah geng bernama Cemara. Berawal dari obrolan random dalam perjalanan menuju Pantai Goa Cemara, kami sempat membahas tentang Keluarga Cemara. Ada Abah, Emak, Euis, Ara, dan Agil. Apakah kami berlima merepresentasikan karakter-karakter karangan Arswendo Atmowiloto ini? Bukan. Hanya karena kami berlima dan pas lagi ngobrol tentang Keluarga Cemara, lahirlah Geng Cemara. Awalnya kami hanya janjian main. Kali pertama kami main ke Solo. Waktu itu Rina belum bergabung di klub ini. Kami hanya janjian main dan... selesai. Kami bikin grup chat dan mengalirlah rencana-rencana untuk main ke mana-mana. Kali ini kami main ke Pantai Goa Cemara. Ide yan