Langsung ke konten utama

POSTUR

Apa kabar atletis? Du du du~ Masih tetap seksi kok. Masih enak dipeluk. Sini.. sini.. Setiap orang punya bentuk tubuh yang berbeda-beda. Ada yang kurus, biasa, gemuk, atletis. Kamu pilih mana? Aku pilih atletis. Mau lihat "roti sobek" di perutku? Bukan roti sobek, tapi roti kasur. Entah aku terdoktrin sejak kapan, bagiku bentuk tubuh ideal yang sangat pas dan tentunya sangat menggoda adalah atletis. Lengan yang padat, bukan bergelambir karena lemak, dada bidang yang padat, perut yang atletis dengan gurat-gurat "roti sobek", entah perut seperti ini keras atau seperti apa, belum pernah pegang. Apalagi kalau ada v-line, mantap, Bro! Cewek normal manapun pasti enggak bisa nolak cowok berbody seperti ini.
Atletis yang menarik itu bagiku yang enggak sekering binaraga. Otot-otot yang terlalu bertonjolan bukan lagi suatu keindahan. Maksudnya nilai estetika berkurang. Atletis yang berestetika, atletis yang pasnya segini, mengutip tagline L-Men. Cewek juga ada yang enggak nyaman dengan cowok ala Hulk. Atletisnya binaraga yang ototnya bertonjolan ke mana-mana. Beberapa bahkan ada yang takut. Takut patah tulang waktu dipeluk.
Aku terobsesi bentuk tubuh atletis. Bukan terlalu terobsesi atau apa, tapi aku sangat menginginkan bentuk tubuh ideal seperti ini. Pernah baca sekilas, Rasulullah punya tubuh yang atletis. Enggak gemuk, enggak kurus. Ideal. Ada juga orang yang pengen banget gemuk. Mungkin maksudnya padat-berisi. Percayalah, kalau memang benar-benar ingin gemuk, dia pasti akan menyesal. Gemuk itu enggak enak. Enak itu padat-berisi, bukan berisi banyak lemak. Gemuk bisa bikin cepat capek. Sedikit-sedikit ngos-ngosan. Nafasnya pendek-pendek. Mager. Maunya makan terus. Enggak produktif. Belum lagi bahaya kesehatan yang mengintai. Semua orang punya potensi terserang penyakit-penyakit yang menjadi momok buat kesehatan ini, cuma postur tubuh gemuk menjadi yang lebih rentan terserang.
Gemuk atau kurus sama-sama punya potensi, yang membedakan adalah pola hidup. Menjalani pola hidup yang sehat tentu bisa mengurangi bahkan menghindari serangan penyakit-penyakit ini. Tentunya pola hidup ini membuat seseorang enggak kegemukan, enggak juga terlalu kurus. Lebih bagus lagi, pola hidup sehat diimbangi dengan latihan, workout, semacam latihan atletik begitu kali ya. Selamat tinggal gemuk dan kurus! Selamat datang atletis!
Aku sering bilang begini, "Aku enggak ingin kurus." Aku hanya ingin postur yang ideal dan atletis. Healthy life for a better future. Sekarang aku memang belum seperti selebgram berbadan kotak-kotak itu. Latihan setiap hari, enggak pernah kasih kendor. Bukan setiap hari, tapi rutin. Enggak kayak aku yang masih bolong-bolong. Seenggaknya aku menjaga pola makan. Sangat berbeda pola makanku sekarang dengan dulu awal-awal kuliah.
Kenapa dia makan banyak tapi enggak gemuk? Sementara yang lain ada yang sekali makan banyak, langsung menambah persediaan simpanan lemak tubuh. Kenapa bisa seperti ini? Google, please.
Kenapa dia makan banyak tapi enggak gemuk? Karena metabolisme tubuhnya bekerja sangat cepat. Kalori cepat terbakar dan enggak membiarkan lemak tersimpan di tempat yang enggak tepat. Kuli bangunan walau makannya banyak, lihat saja nasi yang menggunung, gorengan, dan makanan-makanan yang berpotensi menjadi gemuk, tetap punya postur yang proporsional. Enggak sedikit yang otot lengannya terbentuk sempurna, bahkan gurat kotak-kotak juga tercetak di perutnya. Makanan-makanan itu berubah menjadi tenaga. Sebanyak apapun.
Kalau enggak seaktif kuli bangunan, lebih sering diam dalam ruangan, bukan yang mengandalkan kekuatan fisik, makan ala kuli bangunan tentu sangat berpotensi menjadi gemuk. Enggak seimbang antara asupan untuk tubuh dan energi yang dikeluarkan.
Hampir setiap orang bermimpi atau terobsesi memiliki postur tubuh ideal. Atletis, berotot, perut "roti sobek", dan buat cewek pengen payudaranya lebih kencang, bokongnya kencang, dan bla bla bla.
Kata JKT48, "Usaha kerasa tidak akan mengkhianati."
Jogja, 25.09.2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGGILAN

Setiap keluarga pasti punya nama panggilan buat anggota keluarganya. Anak pertama dipanggil 'kakak'. Anak kedua dipanggil 'adik'. Anak ketiga dipanggil 'dedek'. Ada juga anak pertama laki-laki dipanggil 'mas'. Anak kedua laki-laki dipanggil 'kakak'. Anak terakhir dipanggil 'adik'. Panggilan ini enggak cuma berlaku buat adik ke kakaknya, tapi juga ayah dan ibu memanggil dengan panggilan ini. Ada juga yang dipanggil Guguk. Panggilan kesayangan buat anjing kesayangan. Ayah dan ibu untuk setiap keluarga juga punya panggilan yang berbeda. Ada yang memanggil 'abah', 'papa', 'bapak', 'abi', 'dad', 'rama'. Ada juga 'ummi', 'mama', 'bunda', 'mom', 'biyung'. Aku memanggil ayah dan ibuku dengan panggilan kesayangan 'bapak' dan 'mamah'. Buat rata-rata keluarga di komplek desaku, panggilan 'bapak' dan 'mamah' jarang banget, teruta

KOBATO

Baru beberapa hari nyelesein nonton semua episode Kobato, anime karya Clamp. Anime yang diproduksi 2009 ini baru aku tonton sekarang, 2014.  Aku emang suka anime, tapi kalo nonton anime update, aku jarang. Biasanya anime yang aku tonton produksi lama. Mulai dari Sailor Moon,  Wedding Peach, Card Captor Sakura, hingga Kobato. Anime-anime itu punya kenangan bareng masa kecilku, kecuali Kobato yang baru aku tahu  sekitar 2011 atau 2012, agak lupa. Pertama kali tahu anime ini dari majalah Animonster (sekarang Animonstar). Waktu itu Kobato yang jadi cover- nya. Itu pun bukan majalah baru, tapi bekas.  Aku beli di lapak sebelah rel kereta di Timoho. Harganya kalau nggak salah Rp 8.500 (padahal harga aslinya Rp 30.000-an :P). Aku tertarik beli  karena cover-nya. Waktu itu sih aku belum tahu Kobato. Suka anime, tertarik dengan Kobato yang jadi cover, aku beli deh majalah itu. Kalau nggak  salah majalahnya edisi 2010. Nah, aku bisa punya seluruh episode Kobato dari Net City, warnet yang a

BUKAN KELUARGA CEMARA

  Rasanya seperti nggak percaya aku ada dalam sebuah geng. Terkesan alay. Eits! Jangan ngejudge dulu, Gus. Nggak semua geng itu alay. Dan nggak semua geng itu hanya untuk remaja SMA demi eksistensi diri. Sebenarnya poin eksistensi dirinya sama sih. Aku, Mbak Iham, Mbak Dwi, Mbak Yatimah, dan Rina secara resmi, hari ini, Minggu, 4 Juni 2023 membentuk sebuah geng bernama Cemara. Berawal dari obrolan random dalam perjalanan menuju Pantai Goa Cemara, kami sempat membahas tentang Keluarga Cemara. Ada Abah, Emak, Euis, Ara, dan Agil. Apakah kami berlima merepresentasikan karakter-karakter karangan Arswendo Atmowiloto ini? Bukan. Hanya karena kami berlima dan pas lagi ngobrol tentang Keluarga Cemara, lahirlah Geng Cemara. Awalnya kami hanya janjian main. Kali pertama kami main ke Solo. Waktu itu Rina belum bergabung di klub ini. Kami hanya janjian main dan... selesai. Kami bikin grup chat dan mengalirlah rencana-rencana untuk main ke mana-mana. Kali ini kami main ke Pantai Goa Cemara. Ide yan