ATAS NAMA TEMAN?

Teman yang akrab banget? Ada ya? Ada juga teman lawan jenis yang berubah status jadi pacar. Punya teman kayak gini? Teman yang akrab banget sampai enggak ada yang perlu ditutup-tutupin. Baik-buruk masing-masing sama-sama tahu. Ada? Luar biasa sekali. Teman yang akrab banget ini sama-sama cowok/ cewek atau lawan jenis? Biasanya pertemanan cowok dan cewek bisa mengantarkan ke pelaminan. Sering jalan bareng, nonton film berdua, nongkrong ngobrol ngalor-ngidul bareng, tanpa ada ikatan bernama pacaran. Saking dekatnya sampai bingung mau bilang cinta atau enggak. Ini sih drama banget.
Teman yang super akrab biasanya enggak ada basa-basi atau manis-manis. Sekate-kate, orang Betawi bilang. Ada juga bahkan yang melakukan bully karena merasa sangat-sangat dekat. Pembully dan yang dibully sama-sama tertawa. Entah yang dibully beneran tertawa atau atas nama pertemanan? Bully-bullyan mending enggak usah dilakukan walau sama teman super akrab sekali pun. Hati manusia siapa yang tahu? Bisa jadi ada yang sakit hati. "Ah, masa kayak gitu doang marah?" Kata-kata ini pasti sempat terlintas di pikiran bahkan ada juga yang mengatakannya secara langsung.
Apa karena akrab, super dekat, jadi menghalalkan ejekan? Kebiasaan (jelek) ini seharusnya dihilangkan. Stop body shaming! Menurut Wikipedia, body shaming adalah mengomentari kekurangan fisik orang lain. Gendut (ini kekurangan atau kelebihan?), kurus, kulit hitam, pendek, dan bla bla bla. Apa semua yang disebutkan ini adalah kekurangan? Bukannya nikmat yang harus kita syukuri?
Efek body shaming bisa melukai perasaan yang berlanjut menghancurkan percaya diri. Walau katanya bercanda, tetap saja harus dihilangkan kebiasaan kayak gini. Satu tanda kedewasaan adalah menghargai dan menerima kekurangan tanpa menjadikannya bahan bercandaan sekali pun saling dekat.
Jogja, 16.03.2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar